"Ah sudahlah, lagian aku sudah tidak suka dengan modelnya, aku telah pesan dari barat sana, perabotan baru, agar para tamu bisa lebih lahap lagi berjudi dan bertamu di kedai ini", sambut Jaran Keling dilanjutkan tertawa berdua terbahak bersama Ki Demang.
"Apa gerangan yang membuatmu kembali ke Tuban? Â Melihatmu seperti ini, apa keperluanmu datang? untuk berdagang, atau bukan? Tanya Jaran Keling.
Ki Demang menghela nafas lantas melanjutkan, "Aku butuh berjumpa dengan seseorang, penting. Jika perlu Adipati Tuban sendiri dapat menemuiku, aku perlu menyampaikan satu dua hal. Sebuah pesan penting dari Sang Singha Adhyaksa".
Suasana bilik mendadak sunyi, semua para tamu yang tadi berkerumun sudah membubarkan diri, Ki Demang dan Jaran Keling diam sesaat. Semenjak kepulangan Adipati Tuban dari Majapahit tempo hari menyisakan satu masalah yang cukup pelik. Adipati Tuban berselisih paham dengan para Dharmaputera pada persoalan pemilihan Mapatih yang pilihan dari Dyah Wijaya jatuh pada Nambi. Perselisihan ini berakibat Majapahit menggelar pasukan untuk menghukum Tuban, seseorang menghembuskan desas-desus dan sengaja mengadu kekuatan militer Tuban dan Majapahit. Tugas Ki Demang untuk bisa mencari titik temu dan menengahi dua kubu yang sedang dalam puncak perseteruan.
...
Tunjung Dupa beringsut keluar bilik, raut mukanya nampak masam dan kurang senang. Dia kembali berjanji pada Akuwu untuk dapat mengambil gulungan kitab Selendang Naga Langit. Dalam hatinya berkobar satu niatan, tidak akan berhenti sebelum kitab itu didapatkannya. Selain persoalan janji dan hutang atas jasa Sang Akuwu yang telah kembali mengangkat derajatnya, Tunjung Dupa juga berkeinginan mempelajari isi kitab tersebut, setidaknya dia bisa mempelajari beberapa ilmu silat tingkat tinggi seperti yang sudah dilihat dan dirasakannya sendiri kala beradu dengan murid-murid padepokan Ragasemangsang tempo hari, Â sekaligus mempelajari ilmu pengobatan yang menurutnya akan berguna dalam menunjang pekerjaannya nanti, setelah sang Akuwu memberikan penghargaan dengan mengangkatnya menjadi lurah prajurit, sukur Bekel.
(bersambung)