Isinya kosong melompong. Melongo kawan-kawannya melihat selongsong bambu kosong ditangan pemimpinnya itu. Â Tidak ada kitab yang sangat diinginkan oleh akuwu penyuruhnya. Hadiah dan puja puji atas keberhasilannya mendadak lenyap,.. pandangan mereka berlima menjadi kosong dan gelap seperti pekatnya malam itu.
...
Sebelum kepergiannya ke Kotaraja, Ki Demang sudah memesan kepada Ki Dawan untuk memindah isi Kitab Selendang Naga Langit. Dan menyuruh murid-murid yang dianggap mampu menghafal isi dalam kitab tersebut, termasuk Ki Dawan juga. Sebuah firasat bagi Ki Demang tatkala kedatangan dua prajurit Majapahit dan kemudian mendengar penuturan kejadian yang disampaikan kepadanya. Diam-diam Ki Demang telah memindahkan kitab tersebut ke sebuah tempat yang aman, dan hanya dia yang tahu dimana letaknya.
Kitab Selendang  Naga Langit adalah kitab kuno yang berisikan ilmu silat tingkat tinggi, selain itu berisikan pula ilmu perbintangan, ilmu pengobatan serta terdapat pula ilmu tata kelola pemerintahan dan juga taktik militer. Sebuah kitab yang dituliskan oleh Mpu-mpu kuno di tanah Jawa atas perintah Dewa Syiwa sebagai hadiah kepada Dewi Sri -- Dewi kehidupan di tanah Jawa. Para dewata mengagumi Sang Dewi Sri dalam menjaga tanah Jawa dengan penuh damai serta menyelenggarakan kehidupan yang adil serta berkelimpahan bagi seluruh penghuninya.  Berdasar catatan, Kitab ini secara turun temurun ini diberikan kepada para raja-raja di Jawa, para pandita --pandita kuno selalu menuturkan isi kitab secara turun temurun mulai dari kerajaan Kalingga, Medang hingga Singhasari. Kitab ini sejatinya bersanding  dengan sebuah pedang mustika, sebuah pedang sakti yang telah lama menghilang bahkan dipercayai telah musnah seiring Kerajaan Medang berakhir. Tatkala Singhasari jatuh, banyak kitab-kitab kuno di perpusatakaan istana dijarah dan dibakar, begitu juga harta benda yang ada didalamnya. Keruntuhan Singhasari menyisakah puing2 istana yang hangus terbakar, tak bersisa.
-bersambung...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H