Meninggalnya vokalis sekaligus gitaris Koes Plus, Yon Koeswoyo (Jum'at, 5 Januari 2018) nggak cuma membuat para insan musik di negeri ini merasa kehilangan. Cak Nun yang dikenal sebagai budayawan, juga merasa kehilangan sang legenda tadi.
Pada saat pemakaman Yon Koeswoyo di tanah kusir (Sabtu, 6 januari 2018) Cak Nun berkesempatan memberikan sambutan. Cak Nun sendiri sudah lama bersahabat baik dengan para personel Koes Plus termasuk Yon Koeswoyo.
Sebuah sambutan luar biasa yang benar-benar membuka hati dan pikiran. Saya memuji Cak Nun bukan karena saya fan die hard-nya, tapi memang begitulah adanya. Kalau anda nggak percaya, simak saja sambutannya :
"Mas Yon  Koeswoyo dengan seluruh keluarga besar Pak Koeswoyo pada tempat yang tidak seharusnya.
Kalau kita punya pandangan luas, kalau kita mengerti manusia, kalau kita mengerti kebudayaan, kalau kita mengerti proses keindahan pada manusia, kalau mengerti jalan yang bermacam-macam untuk menuju tauhid kepada Allah SWT, maka, Mas Yon Koewoyo dan seluruh keluarganya--Mas Tonny, yang sekarang masih bersama kita, Mas Nomo, Mas Yok dan seluruh keluarga Pak Koeswoyo-- mereka adalah Pahlawan Nasional.
Mereka adalah Pahlawan Nasional!
Anda lihat mereka berjuang sejak awal tahun 60-an. Anda bandingkan, mohon maaf, ada yang jadi pahlawan hanya karena berpidato beberapa jam, sudah jadi Pahlawan Nasional sampai sekarang. Sementara pak Koeswoyo, putra-putranya sampai cucu-cucunya itu berpuluh-puluh tahun. Berpuluh-puluh tahun mereka bukan hanya menghibur masyarakat.
Mereka tidak bisa memahami Yon Koeswoyo, mereka tidak bisa memahami Nomo, Tonny, Yok. Mereka pikir keluarga Koeswoyo adalah penyanyi. Bukan. Mereka adalah orang yang sudah hidup di dalam hati anda semua. Mereka adalah orang yang menyanyikan isi hati anda. Bukan mengisi hatimu dengan nyanyiannya. Tapi yang dinyanyikan oleh keluarga Koeswoyo, oleh mas Yon dan semuanya adalah hati anda sendiri.
Makanya orang yang baru mendengar lagunya Koes, merasa sudah pernah mendengarnya, merasa sudah menghafalnya, dimana pun saja. Karena apa? karena yang mereka nyanyikan bukan kehendak mereka. Yang mereka nyanyikan adalah isi hatimu semua bangsa Indonesia.
Oleh karena itu, meskipun tidak mungkin pemerintah meresmikan Mas Yon, Mas Tonny dan semua keluarga Koeswoyo sebagai pahlawan, tapi kita semua yang hadir di sini tidak bisa mengelak. Mereka adalah pahlawan kita sampai ke surga.
Kita yang masuk neraka tidak akan bisa kerasan mendengarkan lagunya Koes karena kita sibuk dengan api dan siksaan. Tapi kalau kita bersama-sama dengan Mas Yon, Mas Tonny di surga, maka kita sangat  membutuhkan lagu-lagu mereka. Karena lagu-lagu mereka bukan karya, tapi lagu-lagu mereka adalah hati kita sendiri.
Amin ya Robbal 'alamin.
Sangat banyak yang bisa saya kemukakan, tapi saya sangat mencintai mereka. Dan saya mengharapkan para pengamat, para penulis, pemerintah, departemen-departemen yang terkait untuk mencari ilmu lebih luas, lebih tinggi dan lebih kongkrit untuk memahami keluarga Koes.
Karena selama ini pemahaman kita hanya fakultatif, hanya sebagian, hanya linear. Kita tidak mengerti kelengkapan Koes, kita tidak mengerti sebenarnya dimana letak keistimewaan mereka.
Saya secara pribadi terus akan mencoba menulis mengenai dimensi-dimensi yang orang tidak ketahui. Terus terang banyak masyarakat tidak paham, pemahamannya di bawah 5 % terhadap keluarga Koeswoyo. Mereka tidak mengerti kenapa mereka dulu dipenjara di zaman Bung Karno. Mereka tidak tahu sama sekali.
Kenapa mereka mengalami bermacam-macam hal. Mereka tidak tahu siapa Tonny, siapa Nomo, melakukan apa saja, mereka tidak tahu. Dan orang macam Mas Yon, ini orang yang sangat setia pada kehendak Allah. Orang yang sangat tekun, yang tidak memperhatikan usianya. Di umur 77 tahun di atas panggung bisa nyanyi 25 lagu nonstop tanpa minum.
Itulah Yon Koeswoyo. Jadi, Barakallah Mas Yon. Aku tidak bisa membayangkan engkau kecuali kita ketemu di surga. Mas Yon, engkau sudah menjadi kembang yang semerbak mengharumi seluruh surga. Juga Mas Tonny, yang ber-khusnul khatimah. Juga mas Muri yang tulus luar biasa orangnya.
Keluarga Koeswoyo jangan dipahami melalui simbol-simbol yang kelihatan pada mereka. Nilailah keluarga Koeswoyo dengan ajaran-ajaran yang dia bawa dari para Walisongo, ajaran-ajaran yang dia bawa dari kakek dan nenek moyang kita semua dulu. Mari kita pelajari bersama.
Kita dikasih banyak orang besar oleh Allah, tapi kita tidak paham pada mereka. Kita punya Gus Dur, Cak Nur, Buya Hamka, Syaikhona Kholil, Mbah Wahid Hasyim, Kyai Haji Ahmad Dahlan, tapi mereka hanya kita bawa ke dalam hidup kita untuk memenuhi kepentingan politik kita.
Mari kita pahami Koes bersaudara, Koes Plus. Kita pahami Mas Yon, Mas Tonny dan semua yang masih ada : Mas Nomo sama Mas Yok. Kita pahami tidak untuk kepentingan kita. Kita pahami untuk mensyukuri bahwa Allah menganugerahkan makhluk yang luar biasa ini kepada bangsa Indonesia.
Amin ya Robbal 'alamin ya Allah.
Saya mohon ijin kepada saudara sekalian, aku akan membacakan ayat kecil karena aku cemburu padamu mas Yon. Engkau memperjuangkan kemurnianmu jauh lebih lama dari yang aku telah lakukan. Aku tidak tahu apakah Allah akan mengijinkanku hidup selama usianya mas Yon. Beliau luar biasa. Di sini ada Mas Nomo, ada Mas Yok yang masih sehat wal afiat Alhamdulillah. Â
Sehat tidak ada hubungannya sama kematian, sakit tidak ada hubungannya sama kematian. Kematian itu hak preoregatif Allah. Yang penting kita hidup sehat, perkara kita mati atau tidak itu jadwal dari Allah SWT.
(Cak Nun membaca surat An-Nuur ayat 35 dan bacaan doa)
Mas Yon kau lah  pemantul cahaya Allah ke seluruh surga. Kita adalah cahaya yang berpendar-pendar memantulkan cahaya sejatinya Allah. Cahaya di atas cahaya, cahaya di atas cahaya. Engkau dipangku oleh Tonny, mas Yon. Dan kalian adalah dua lapisan cahayanya Allah itu sendiri.
Ya Allah, kami menghantarkan mas Yon dengan rahasia dan kebenaran sejati dari Al Fatihah.
(membaca Al Fatihah)
Bapak ibu sekalian terutama keluarga Mas Yon, Mas Yon tidak meninggal. Dia mendahului kita ke tahap berikutnya yang kita juga akan memasukinya. Allah mengatakan, "Jangan dikira orang-orang mati di jalanKu adalah mati. Mereka hidup dan Aku beri rizki  tanpa diduga-duga oleh yang bersangkutan."
Mas Yon tidak meninggal. Almarhum artinya adalah orang yang kita cintai. Almarhum berasal dari kata 'rahima-yarhamu-rahman-wahuwa rahim'. Almarhum adalah orang yang mendapatkan cinta dari kita semua.
Jadi kalau kita ngomong 'Almarhum Mas Yon', bukan Mas Yon yang sudah mati. Karena Mas Yon tidak pernah mati. Kita semua tidak pernah mati. Kita semua hidup abadi. Malah kita jangan salah jalan kecuali masuk ke dalam keabadian Allah SWT.
........."
****
Begitulah sambutan singkat (yang ternyata panjang kalau ditulis) dari Cak Nun saat pemakaman Yon Koeswoyo. Ada beberapa pengurangan kata seperlunya dari saya, tapi tentu saja tidak mengurangi arti dan maksud dari tulisan, terutama bacaan Arabnya. Sori Jum, saya nggak becus nulis Arab walau saya termasuk muslim yang paling ikhlas (hafalnya cuman Surat Al Ikhlas).
Trims.
-Robbi Gandamana-
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H