Tapi, tiap keluarga punya cara yang berbeda menangani hal-hal tersebut dan tiap anak mempunyai karakter dan masalah yang berbeda. Kalau anda tidak membutuhkan buku itu atau kalau menurut anda itu porno, ya jangan beli bukunya apalagi nge-judge porno, malah ketok ndesomu.
Gitu aja kok repot!
Jadi kesimpulannya, bukan buku pendidikan seksnya yang porno tapi cara anda memperlakukan buku tersebutlah yang membuat buku itu jadi porno. Juga jangan membaca informasi hanya sepenggal, harus utuh. Dan yang penting buka pikiran, luaskan pergaulan, biar nggak kolot, ndeso! Bagiku itu cuman masalah sepele yang dibesar-besarkan, paling juga soal persaingan dagang, wis tauuu.
(c) Robbi Gandamana, 28 Februari 2017
*Sori saya tidak dibayar untuk menulis ini dan saya tidak ada hubungan apa pun dengan penerbit TS.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H