Mohon tunggu...
Robbi Gandamana
Robbi Gandamana Mohon Tunggu... Ilustrator - Ilustrator

Facebook : https://www.facebook.com/robbi.belumfull -------- IG : https://www.instagram.com/robbigandamana/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Sistem Pendidikan yang Membentuk Siswa Jadi Burung Beo itu Ndeso

12 Mei 2016   18:55 Diperbarui: 14 Mei 2016   00:00 1715
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber : www.india.com

Ngomong  soal hafal menghafal, otak langsung nyambung pada para Hafidz (hafal Qur'an). Dipikirnya kalau sudah hafidz itu sudah pasti paham Al Qur'an. Hafidz itu baik, tapi apa gunanya kalau cuman hafal, tapi tanpa pemahaman. Akhirnya kayak burung Beo yang bisa menirukan persis ucapan orang tapi sama sekali tak paham apa yang diucapkan.

Apalagi yang Hafidz Qur'an itu anak Arab, yo gak kaget. Lha wong bahasanya sendiri. Baru hebat kalau hafids Qur'an itu wong jowo, omahe pelosok ndeso, cengah cengoh,  ibuke rondo, anake songo, uripe soro,  mangane telo, kerjone luru boto, warisan ora ono....

Al Qur'an dihafal-hafal persis seperti yang tertulis pada terjemahan Depag yang mirip Google Translate itu. Jika tidak sama persis dengan hafalannya dicap sesat. Padahal maksud dan esensinya sama. Oyeeee..pasukan bodrek siaap!!

Menjalankan Sekolah Bak Sebuah Perusahaan Akan Menghasilkan 'Keledai'
Di film ini Kampus ICE digambarkan bagaikan sarang diktator. Diktator tersebut adalah Viru Sastrabudi (mahasiswanya menjulukinya Virus), seorang direktur yang menjalankan sekolah bak perusahaan, industri pendidikan.

Di kampus itu mereka tidak membicarakan penemuan atau gagasan baru, mereka hanya berbicara peringkat, peluang kerja, atau paling banter kerja di AS (luar negeri). Mereka hanya mengajari bagaimana cara memperoleh nilai yang bagus. Mereka bahkan tak mengajari mahasiswanya menjadi insinyur yang handal.

Kebanyakan mahasiswa hanya jadi robot bagi profesor Virus. Maka jangan heran jika kampus yang seperti itu banyak menghasilkan 'keledai'. Duh aku tersindir Mblo...sarjana keledai!

Tiap menyambut mahasiswa baru, Profesor Virus selalu berkhotbah dengan kata yang sama dengan tahun-tahun sebelumnya. Sampai-sampai seorang OB di kampus tersebut hafal di luar kepala isi ceramahnya :

"Burung Koel tidak pernah membuat sarangnya sendiri. Mereka menaruh telur-telurnya di sarang burung lain. Dan ketika anak mereka menetas, apa yang mereka lakukan pertama kali? Mereka menendang telur-telur lain keluar dari sarang. Kompetisi berakhir!

"Hidup dimulai dengan 'membunuh'. Itulah alam, Bersaing atau mati. Kalian semua bagaikan burung Koel dan mereka semua adalah telur-telur  yang kalian singkirkan untuk diterima di ICE."

Tapi Virus tak selamanya salah. Doi mengingatkan mahasiswanya bahwa hidup ibarat sebuah perlombaan. Jika kau tidak cepat, seseorang akan mengalahkanmu dan melaju kencang meninggalkanmu. Dan Jangan pernah jadi nomer dua. Tak ada yang perduli dengan yang kedua. Seperti kata Virus:

"Neil Armstrong adalah orang pertama yang menginjakan kaki di bulan. Tapi siapakah yang kedua? Jangan sia-siakan waktumu (untuk mencari tahu jawabannya), karena itu tidak penting! Tak akan ada orang yang mencoba mengingat 'Orang kedua'!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun