Mohon tunggu...
Robbi Gandamana
Robbi Gandamana Mohon Tunggu... Ilustrator - Ilustrator

Facebook : https://www.facebook.com/robbi.belumfull -------- IG : https://www.instagram.com/robbigandamana/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Sistem Pendidikan yang Membentuk Siswa Jadi Burung Beo itu Ndeso

12 Mei 2016   18:55 Diperbarui: 14 Mei 2016   00:00 1715
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber : www.india.com

"Memang hanya gaji kecil yang kudapat. Tapi yang penting aku bahagia. Dan aku akan belajar banyak 5 tahun dari sekarang. Hidup sebagai insinyur hanya akan membuatku frustasi lalu akan mengutukmu ayah! Mengutuk karena memberiku kehidupan bla bla bla bla, " tambah Farhan yang membuat ayahnya luluh dan mengikhlaskannya jadi fotografer.

Jangan Kayak Burung Beo!
Rancho, mahasiswa yang kontra sistem pendidikan populer, yang mementingkan menghafal daripada memahami. Mewajibkan murid hafal persis  teks yang ada di buku tanpa pemahaman, penghayatan yang mendalam. Sistem pendidikan yang menitik beratkan pada nilai ujian, tidak pada kreatifitas siswa.

Jika jawaban murid tidak sama dengan yang tertulis di buku (atau yang dikatakan guru) akan di-reject. Padahal secara garis besar jawaban tersebut benar.

Rancho selalu menjawab pertanyaan dosennya dengan bahasa sederhana. Yang berbeda dengan yang tertulis di buku. Padahal dosennya menuntut mahasiswanya menjawab dengan jawaban rinci, sama persis yang ada di buku. Akibatnya Rancho sering diusir dari kelas.

Suatu kali saat diusir dari kelas, buku Rancho tertinggal. Doi pun kembali ke kelas. Si dosen dengan mata mendelik bertanya kenapa Ranco kembali. Rancho menjawab dengan bahasa yang sangat rinci untuk mendefinisikan kata 'buku':

"Instrumen yang merekam, menganalisa, meringkas, mengorganisir, memperdebatkan dan menjelaskan informasi yang digambarkan, dan tak digambarkan dengan sampul tebal, sampul tipis, tersampul dan tak tersampul. Dengan prakata, pengenalan, daftar tabel, daftar isi yang bertujuan untuk memberi penerangan dan pemahaman. Mengayak, meningkatkan, dan mendidik otak manusia untuk mencapai visi, atau setidaknya mendekati."

Mendengar jawaban yang rinci itu, Dosen pun ndlahom. Doi bertanya kenapa tidak menggunakan bahasa sederhana. Rancho nyahut, "Saya khan sudah lakukan sebelumnya, tapi Anda tidak suka bahasa yang sederhana (sukanya bahasa yang rinci)."

Towengwengwenggg..

Kisah Rancho di atas buanyak terjadi di dunia pendidikan kita. Bagaimana kita selama di sekolah dulu dipaksa menghafal persis berdasar yang ada di buku. Apalagi ujian pun lebih banyak soal pilihan daripada esai. Jadi kita dibiasakan untuk tidak kreatif dalam mengembangkan bahasa.

Dari dulu tujuan utama kita sekolah adalah untuk mengejar nilai ujian yang bagus (pasti dicap lugu kalau tujuannya cari ilmu). Nilai ujian yang diabadikan di ijazah. Dengan ijazah, kita mudah dapat kerja. Bisa juga untuk mencalonkan diri jadi lurah. Akhirnya ijazah palsu pun merajalela.

Kalau sudah jadi peradaban begitu, terus mau ngomong apa....susah dirubah. Terusno ae..babah wis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun