Ternyata, semua itu berawal dari kegelisahan hatinya. Ini bukan tentang riba. Bukan tentang hukum Islam. Tidak serumit itu. Ini hanya masalah ketenangan hati, sesederhana itu.
Memang, tidak bisa dipungkiri, bahwa gaji pegawai bank itu jauh di atas UMR. Banyak benefit yang didapat. Belum lagi dana pensiun yang siap menyambut kita di usia senja. Tapi bukan itu yang ia kejar. Apalagi dengan banyaknya fenomena pekerjaan yang membuatnya dapat menjalankan gaya hidup khas penakluk ibukota.
Hatinya terus gundah. Aneh ya. Ada uang tidak tenang. Tidak ada uang, uring-uringan. Inilah manusia. Pada 2010 pun akhirnya Kang Nandang mulai menyambi pekerjaannya dengan berjualan. Ya, berjualan kue dan roti.
Mengapa kue dan roti?Â
Apakah Kang Nandang dan istri memang bisa memasak? ? Itu pertanyaan saya.
Yang ditanya hanya tergelak. "Nggak bisa, Mas. Kita mah belajar dari buku resep." Disusul gelak tawa.
Ide ini berawal saat sang anak berulang tahun. Seperti acara ultah pada umumnya, tentu ada kue ulang tahun di sana. Ketika acara selesai, kue itu tidak habis. Dan di sinilah Kang Nandang mulai berpikir. Gimana ya caranya membuat kue ulang tahun yang bisa habis, alias karena enaknya, karena tidak bikin enek, orang mau nambah dan nambah lagi.
Dari situlah muncul ide membuat paduan antara kue yang enak dan pudding yang nggak bikin enek, hingga lahirlah KK Pudding & Cake.
Apa Tantangan Awal saat membangun KK Pudding & Cake?
"Tentu dari keluarga. Kita harus bisa menyamakan visi, terutama dengan istri. Karena dialah pendukung terbesar kita. Lumayan lama itu nyambi kerja sambil dagangin ini kue-kue. Kalau pas ada pesanan, dari orang kantor misalnya, ya saya bangun jam 3 pagi. Bikin kue, abis itu langsung berangkat ke kantor."
"Itu ketika istri masih belum membolehkan saya resign dari kantor."