Fokus kebijakan penanganan pandemi pada dasarnya sudah tepat, mengingat dalam pandemi Covid-19 tak hanya dibutuhkan penanganan kesehatan yang ekstra, tetapi juga penanganan atas dampak pandemi pada sektor sosial dan ekonomi dengan pemberian bansos.Â
Dalam penyaluran bansos tak hanya karut marut data dan korupsi yang terjadi, tetapi ada masalah lain Masalah sosialisasi bansos yang minim kepada masyarakat. Banyak masyarakat tak tahu, berapa seharusnya nominal bansos yang mereka terima atau apa saja rincian sembako yang menjadi hak mereka.Â
Akibatnya, masyarakat juga kesulitan dalam memeriksa, apakah bansos yang diterimanya sudah sesuai atau tidak. Ditambah lagi pemberitahuan pengambilan Bantuan Sosial Tunai (BST) ke kantor pos seringkali disampaikan mendadak sehingga menimbulkan kerumunan.
Peningkatan mentalitas miskin yang dikarenakan oleh bansos
Kepala Pusat Kajian Pembangunan Sosial (SODEC) Departemen Pembangunan Sosial dan Kesejahteraan FISIPOL UGM, Dr. Hempri Suyatna, S.Sos., M.Si., menilai bahwa mentalitas miskin masyarakat membuat bantuan sosial sering salah sasaran.Â
Hal ini dapat dilihat pada fenomena ribuan ASN yang terindikasi menerima berbagai jenis bantuan sosial yang bukan menjadi haknya. Hal ini juga berhubungan dengan masalah pendataan yang terjadi, masih banyak masyarakat yang memanipulasi data dan membohongi petugas agar dapat menerima bansos.
Bantuan sosial idealnya diberikan untuk mengatasi berbagai risiko sosial baik dari aspek rehabilitasi sosial, perlindungan sosial, jaminan sosial, pemberdayaan, dan penanggulangan kemiskinan.Â
Dengan demikian, program bantuan sosial ini diperuntukkan misalnya untuk masyarakat rentan dan masyarakat terdampak bencana. Persoalan pada penyaluran yang salah sasaran membuat kebijakan bantuan sosial menjadi kurang efektif.
Efektivitas Program Bantuan Sosial Pemerintah dalam Mengatasi Dampak Covid-19 di Indonesia
Merujuk hasil riset Saiful Mujani Research & Consulting (SMRC) yang dilaksanakan per tanggal  5 hingga 6 Mei  2020, diketahui 49% responden menilai bantuan sosial masih belum tepat sasaran.  Sementara hanya 37% responden yang  menilai bansos pemerintah sudah mencapai sasaran.Â
Data tersebut menunjukan bantuan sosial yang disalurkan pemerintah untuk penanganan Covid-19 di Indonesia belum berjalan dengan maksimal. Penyaluran bantuan sosial dirasa belum tepat  sasaran karen 60%  responden menyatakan masih adanya warga yang belum mendapatkan  bansos meskipun seharusnya warga tersebut berhak dan 29% responden beranggapan bansos yang diberikan salah sasaran.Â