Tingginya letak jalan Trans Papua membuat kontur jalan yang curam sering kali badan jalan dan aspal rusak akibat longsor, jalanan yang dekat dengan jurang dan naik turun membuat siapa saja yang melintasi jalan tersebut harus waspada dan berhati-hati, salah sedikit saja bisa fatal akibatnya.
Jembatan Youtefa menjadi salah satu saksi bisu perjuangan pembangunan jalan Trans Papua yang dulu bagi masyarakat Papua hanyalah sebagai mimpi lama dan kini menjadi nyata.
Orgenes Meraudje Kepala Kampung Enggros menuturkan, "Dulu sebelum ada jembatan, memang kesulitanya masalah transportasi. Kami jauh ke kota, jauh sekali! Apalagi dulu kami menggunakan dayung (perahu). Kami sudah menantikan cukup lama! Bertahun-tahun! Mulai dari orang tua saya, berharap harus ada jembatan yang menyebrangi teluk ini".
Pejabat komite jembatan Youtefa Irfan Hidayat menuturkan "Kita memulai inovasi metode pekerjaan dengan merakit jembatan Youtefa di dua tempat, yaitu di Jayapura dan Surabaya, baru untuk di Indonesia membawa rangka jembatan utuh seberan dua ribu ton dari Surabaya ke Jayapura, dan inovasi tersebut dianugrahi oleh museum rekor dunia Indonesia. rasa senang dan bangga tentunya mampu mempersembahkan suatu jembatan kelas nasional untuk  masyarakat di wilayah timur".
Masyarakat Papua sangat senang sekali karena dengan adanya jembatan Youtefa ini karena perjalanan menjadi cepat dan masyarakat tidak perlu menyebrangi laut dan tentunya bisa bersekolah, bekerja, belanja dari kampung ke kota. Dan untuk bertemu sanak saudara yang berada di kota cukup mudah dan cepat.
Kepala Desa Eggros mengatakan, Masyarakat Papua merasa bangga dan menganggap ini adalah sebuah kemajuan dari dorongan bapak presiden bahwa Papua juga bisa maju seperti daerah-daerah lain, masyarakat berharap presiden dan jajaranya tetap semangat, tetap solid membagun bangsa dan negara ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H