Andre dan Nila mulai menyiapkan diri untuk bertemu dengan anaknya, perasaan mereka seperti cermin yang jatuh. Hancur berkeping-keping, masih bisa dibenahi dan digunakan, tetapi tak bisa utuh dan sempurna seperti dulu.
"Raka, bagaimana keadaanmu, Nak?" tanya Andre.
"Raka baik-baik saja, Ayah." kata Raka.
"Maafkan Ayah dan Ibu ya, Raka!" kata Nila yang duduk di sebelah Raka.
"Raka mau memaafkan kalian tetapi, kalian mau mengabulkan setiap permintaan Raka, sebagai kado ulang tahun?"
"Apa itu, Nak?" tanya Andre yang mulai mendekati anaknya.
"Hari ini kalian tidur disini, menemani Raka, kita satu tempat lagi kayak dulu, "
Nila dan Andre saling pandang, mereka sebenarnya tidak ingin melakukannya, tetapi ada hati yang mulai menepisnya. Ada cinta yang seakan tumbuh kembali dan sebuah pengorbanan untuk orang terkasih terasa sangat kuat.
"Baik, Nak!" kata Nila.
Malam yang penuh dengan bintang, rasa bahagia memuncak ketika apa yang diinginkan ternyata menjadi nyata. Sebuah momen yang terlihat sangat indah dan menyenangkan, walau hanya sesaat setelah mata Raka terpejam.
Selebihnya, mereka berbalik badan, mencoba kembali ke dunia masing-masing. Terlebih, ada banyak pesan masuk yang harus segera di balas, ada senyum tawa dan tangan-tangan menari-nari di layar memberikan pesan sandiwara itu telah usai.