"Nanti di sekolah jangan capek-capek, ya!" kata Nenek yang kemudian keluar dari kamar dan menyiapkan kendaraan untuk cucunya
"Nek...!" kata Raka yang memegang tangan kanan neneknya, sehingga Nenek Astri tertahan langkahnya dan memandang wajah cucunya,
"Jangan bila Ibu sama Ayah, kalau Raka sakit, Raka tidak ingin menambah beban pikiran mereka!," kata Raka dengan sangat polos.
Nenek Astri tidak menjawab, air matanya kembali menetes, dirinya mencium kening Raka kemudian pergi. Sementara itu, cucunya mulai menggendong tas warna merah kesukaannya dan pergi keluar.
Anak kecil itu berlari memeluk ibunya yang sibuk memasak nasi goreng kesukaannya. Senyumnya sangat renyah, melihat orang yang dicintainya, hadir menyambut pagi.
"Terima kasih, Ibu!" kata Raka yang kemudian duduk di meja makan,
Raka menyantap makanannya dengan lahap, tidak lama kemudian, Andre datang. Dia ingin mencium kening anaknya, tetapi Raka mengelak, seketika dia ingin langsung berangkat ke sekolah dan meninggalkan makananya.
Nenek Astri dan Nila sama-sama menatap, kedua bola mata mereka seakan berbicara ada sesuatu yang tidak baik, karena tidak biasanya Raka bersikap seperti itu.
Nenek Astri segera menyelesaikan makannya dan langsung menghampiri cucunya yang sudah masuk ke dalam mobil dengan wajah muram. Sebenarnya, Nenek Astri ingin menanyakan sesuatu, hanya saja lidahnya terkunci dan mencoba menahannya.
"Darimana, baru balik?" kata Nila ketus melihat Andre yang duduk dan mencoba menyantap makanannya
"Suami pulang itu disambut dengan hangat, bukan seperti ini!" jawab Andre sembari membanting sendok dan garpunya.