Malam yang menyesakkan bagi Raka, bagaikan berjalan di dalam terowongan sendiri, sunyi, gelap, sehingga untuk bernafas terasa susah. Ingin berkata lidah seperti rapat tak mampu bersuara,
Nenek Astri yang melihat keadaan itu, tampak panik dan gelisah. Dirinya mencoba menghubungi Andre dan Nila untuk segera pulang. Sayangnya, kedua tangannya yang keriput seperti tak mau berkompromi, selalu saja salah memencet tombol.
Tidak tega melihat keadaan cucunya yang terlihat tidak berdaya, dengan sekuat tenaga dan keyakinan Nenek Astri menggendong Raka sampai ke dalam mobil. Dirinya mengambil nafas sejenak, lalu melaju menuju ke Rumah Sakit.
Perempuan itu sengaja memilih area parkir VIP, kemudian segera menggendong cucunya menuju ke IGD. Dirinya sempat berteriak cukup kencang untuk meminta bantuan, beruntungnya tembok-tembok berwarna putih itu berhasil menyampaikan dengan baik.
Para petugas dengan siaga membantu Nenek Astri yang tampak kewalahan. Dirinya menghentikan waktu sejenak untuk mengambil nafas panjang, kemudian berlari mengikuti arah langkah para perawat.
Perempuan itu harus rela menghentikan langkahnya di bawah sinar lampu yang terang, dengan kursi berjajar walau jumlahnya tidak banyak, tetapi cukup membuat Nenek Astri merasakan ketenangan dan kenyamanan, kepalanya kini bersandar pada dinding yang mulai meredam rasa ketakutannya.
Nenek Astri seakan terhipnotis dengan langkah kaki para dokter dan perawat. Aroma cairan antiseptik tanpa henti tercium. Belum lagi suara gaduh yang sedikit terdengar, membuat degup jantungnya mulai terdengar seperti bedug sebelum kumandang adzan.
Perempuan itu tak tersadar kalau handphonenya tertinggal dan saat ini sedang berdering sangat nyaring. Walau nada deringnya cukup keras, namun dari luar seperti samar terdengar.
Proses pemeriksaan selesai, dengan bantuan seluruh staf malam itu, kondisi Raka mulai membaik. Tetapi, Nenek Astri tertegun dan kacau karena mendengar kondisi cucu kesayangannya itu tidak baik-baik saja,Â
Dokter menyampaikan berita tentang adanya penyakit Asma yang cukup serius, sehingga harus berhati-hati untuk kedepannya. Selang satu jam, keadaan Raka sangat stabil dan bagus, akhirnya diperbolehkan pulang.