"Saya tidak boleh menyerah, daripada saya harus kehilangan segalanya," kata Haidar
Lelaki itu mulai meneror Putri dengan berbagai hal, mulai dari mengirimkan semua pernyataan Widya pada waktu dirinya membenci sampai berkata kotor. Hanya saja, Putri tidak bergeming dan progres menuju hari H semakin baik.
Beberapa hari menjelang pertemuan diadakan, Putri pergi ke makam Widya untuk mengirimkan doa, disana dirinya tampak menangis dan berkata, "Sepertinya aku tidak sanggup untuk mengatakan semuanya kepada seluruh keluarga, maafkan aku."
Haidar masih terus meneror Putri dengan berbagai cara, hingga akhirnya ada seseorang yang memutar video dari Widya, yang membicarakan tentang surat wasiat dari Ayahnya.
Memang selama ini, dirinya menahan untuk tidak dibacakan karena ada satu masalah yang akan terbongkar, mengenai Haidar yang ternyata bukan anak dari Ayah dan ibunya.
Haidar adalah anak yang ditemukan di depan rumahnya yang lahirnya bersamaan dengan Selvi, agar tidak menimbulkan masalah, Ayahnya mengatakan kalau bayinya kembar tetapi tidak identik.
Haidar kemudian menulis beberapa kata yang intinya video itu bohong, dan semua itu hanyalah rekayasa. Sayangnya, tidak ada yang peduli, Haidar mencoba menghapusnya tetapi tidak bisa.
Dilema yang dialami oleh Widya membuatnya terus berpikir harus bagaimana mengatakannya, terlebih dalam amanat Ayahnya, mewajibkan untuk semua anak akan dipotong 50% dan diberikan kepada Putri, karena dirinya yang sudah berjasa, dan mau menanggung semua beban ketika rumah Ayahnya harus disita oleh Bank karena Haidar.
Isi video tersebut membuat heboh semua keluarga, beberapa orang mengirimkan pesan ke Putri, beberapa lagi memberikan semangat agar pertemuan itu dapat dilaksanakan sesuai rencana..
Haidar merasa malu, tetapi dirinya cukup lega karena rahasia rumah yang disita bank tidak diungkapkan. Semua itu memang keputusannya dan kakaknya, memaksa untuk mengambil hutang bank demi memenuhi keinginannya.
"Terima Kasih, ya!" Kata Putri kepada Ardan,