Izinkan aku terus menulis untukmu.
Izinkan setiap kataku menjadi jembatan
Yang menghubungkan duniaku dengan surgamu.
Selamat jalan, Ayah.
Terima kasih telah menjadi wartawan terhebat,
Dan ayah terbaik yang pernah ada.
Di ruang kerjamu yang kini sunyi,
Puterimu yang akan selalu mencintaimu,
Dan menulis untukmu...
Di sebelah surat ini, kuletakkan secangkir kopi hitam pekat – masih mengepul, persis seperti yang selalu kau minum. Mungkin di alam sana, aromanya bisa sampai padamu, membawa serta rindu dan cinta yang tak akan pernah pudar.