Mesin yang Semakin Menua
Musim ini mungkin adalah musim paling berat dalam karier Cristiano Ronaldo. Pemain kelahiran Portugal tersebut sedang mengalami penurunan performa. Baik di klub maupun di timnas. Di musim ini saja dia baru melesatkan dua gol. Catatan yang sangat kontras dibandingkan musim-musim sebelumnya.
Di pertandingan melawan Omonia yang digelar di Siprus, dia terlihat sangat frustasi terhadap dirinya sendiri. Terlihat dari gestur dan raut wajahnya saat dia gagal mengonversikan peluang menjadi gol. Padahal di laga tersebut dia mendapatkan banyak sekali peluang. Walau di laga berikutnya di ajang Premier League dia berhasil mencapai gol ke 700-nya. Tapi secara keseluruhan penampilannya terbilang jauh dari memuaskan.
Bahkan banyak fans United yang mengizinkan sang legenda pergi pada bursa Januari mendatang. Banyak pecinta bola juga mengatakan bahwa masa Cristiano sudah habis.
Di saat banyak orang yang menghujat penampilan Cristiano, saya justru sedih melihatnya. Pikiran saya berkecamuk. Mungkinkah ini akhir dari sebuah era? Saya tidak tahu. Yang jelas, saya adalah salah satu dari sekian juta orang yang menjadi saksi bagaimana proses karier seorang Cristiano. Mulai dari pemuda biasa yang bermain di Sporting Lisbon hingga merengkuh semua gelar yang didambakan setiap pemain.
Pada akhirnya mesin tersebut sudah mencapai masa habisnya. Kini kita tinggal menikmati sisa-sisa permainan sang legenda. Tanpa menuntut banyak. Seperti pada motor, Honda 75 tidak akan melaju sekencang Honda Vario.
Tentu banyak sekali cerita tentang sepak bola yang bisa membuka mata kita. Seperti halnya kemarin, saat para supporter klub di luar negeri membuat poster dukungan kepada para korban tragedi kanjuruhan. Dalam sepak bola, satu terluka semua ikut bersedih.
Biarkan sepak bola berjalan dengan semestinya. Karena apa yang terjadi dalam sepak bola lebih menyentuh daripada drama film. Sepak bola akan selamanya indah dan berwarna dengan satu syarat: tidak dicampuri kepentingan lain.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H