Mohon tunggu...
Rizky Hadi
Rizky Hadi Mohon Tunggu... Lainnya - Anak manusia yang biasa saja.

Selalu senang menulis cerita.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Beberapa Hal Menarik yang Tersisa dari Kegiatan Magang

10 November 2021   17:32 Diperbarui: 10 November 2021   17:44 540
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Selasa, 9 November 2021, program Magang dari FTIK UIN SATU resmi ditutup oleh Bapak Sutrisno, S.Pd selaku kepala sekolah MTS PSM Tanen. Dalam acara penutupan tersebut, Aziz Alfian -- ketua Magang menyampaikan banyak terima kasih dan permintaan maaf selama berlangsungnya program Magang. Dia mengungkapkan bahwa program Magang kali ini tidak akan berjalan lancar tanpa dukungan dari pihak sekolah.

"Pihak sekolah selalu mendukung kami dalam Magang kali ini. Terima kasih telah memberikan kesempatan dan kepercayaan yang begitu luas kepada kami -- Mahasiswa FTIK UIN SATU untuk mempraktekkan apa yang telah kami pelajari selama perkuliahan," tambahnya.

Acara Penutupan Magang di MTS PSM Tanen/Dokpri
Acara Penutupan Magang di MTS PSM Tanen/Dokpri

Dr. Arina Shofiya, M.Pd - Dosen Pembimbing Magang, juga mengucapkan terima kasih kepada pihak sekolah karena telah sudi menampung para Mahasiswa dalam kegiatan Magang. "Saya selaku perwakilan dari UIN SATU mengucapkan banyak-banyak terima kasih kepada pihak sekolah karena dengan terbuka dan hangat mau dijadikan tempat Magang para Mahasiswa ini," imbuhnya.

Acara penutupan tersebut diakhiri dengan foto bersama serta penyerahan cinderamata dari Mahasiswa yang diwakili Aziz Alfian kepada Bapak Sutrisno, S.Pd. Selepas itu acara berlanjut ke sesi makan bersama yang dibalut tawa kecil.

Penyerahan cinderamata yang diwakili oleh ketua Magang
Penyerahan cinderamata yang diwakili oleh ketua Magang

Selama lebih dari enam minggu 18 mahasiswa FTIK UIN SATU melaksanakan program wajib dari kampus -- Magang. Selama itu pula, para mahasiswa ini bekerja sama dengan guru pamong masing-masing untuk bahu membahu menjalankan pembelajaran di kelas-kelas. Ilmu yang telah didapat mahasiswa selama perkuliahan diuji di sini.

Banyak kejadian yang dilalui para Mahasiswa ini selama Magang berlangsung. Tentunya peristiwa-peristiwa tersebut sangat sayang bila dilewatkan begitu saja. Berikut saya telah merangkumnya.

Kepercayaan Penuh dari Kepala Sekolah dan Guru

Sewaktu para mahasiswa ini menjejakkan kaki pertama kali di area sekolahan, mereka langsung disambut dengan tangan terbuka oleh Bapak Sutrisno, S.Pd selaku kepala sekolah MTS PSM Tanen. Dengan sambutan yang hangat tersebut membuat para mahasiswa begitu percaya diri untuk menjalankan program Magang.

Begitu pun dengan bapak/ibu guru. Mereka dengan ramah mengarahkan dan memberikan masukan sebagai bekal para mahasiswa mengajar dalam kelas nantinya.

Sambutan yang baik dari kepala sekolah dan guru ini memberikan stimulus positif kepada para mahasiswa agar nantinya bisa lancar dalam melakukan proses belajar mengajar. Hal tersebut juga berarti pihak sekolah menaruh kepercayaan penuh kepada para mahasiswa dalam mengerjakan kegiatannya.

Kegiatan Outdoor

Hal yang berbeda dilakukan pihak sekolah untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad saw., Hari Santri, dan Milad MTS. Biasanya acara-acara tersebut dilakukan di dalam ruangan. Berbeda dengan MTS PSM Tanen. Lokasi sekolah yang dekat tempat wisata Alam Kandung akan sayang bila tidak dimanfaatkan.

Pihak sekolah membuat acara-acara tersebut di Alam Kandung yang diikuti oleh seluruh siswa MTS. Ada banyak permainan yang bisa diikuti siswa dan tentunya banyak juga hadiah-hadiah yang disediakan pihak sekolah. Dibantu oleh mahasiswa Magang, acara tersebut berjalan dengan lancar tanpa kendala.

Pemilihan tempat wisata Alam Kandung sebagai tempat wisata bukan tanpa alasan. Pemandangan air terjun yang memukau, air yang bersih nan jernih, dan banyak tempat yang bisa dimanfaatkan sebagai pendukung acara, membuat Alam Kandung sulit untuk dilewatkan. Hal tersebut juga sebagai ajang refreshing bagi para siswa agar tak jenuh melakukan pembelajaran di dalam kelas.

Kenal Wajah Tapi Tak Kenal Nama

Ada yang menarik dari kedelapan belas mahasiswa Magang ini. Beberapa di antara mereka ada yang belum kenal verbal satu dengan yang lain. Bahkan hingga acara penutupan kemarin, ada yang baru mengenal nama ketua Magang. Jika diibaratkan, mereka kenal wajah tapi tak kenal nama.

Sebetulnya ketidaktahuan mereka sangat beralasan. Jadwal mengajar dan piket yang berbeda menjadi dalih terkuat. Walaupun mereka satu sekolahan tapi mereka terpisahkan oleh hari mengajar dan piket. Jika ditotal intensitas pertemuan, para mahasiswa ini hanya berkumpul dua kali yaitu saat acara Maulid Nabi dan penutupan kemarin.

Pembentukan OSIS

Sebelum kondisi kembali normal seperti sekarang, aktifitas sekolah telah rehat selama hampir satu tahun setengah. Risiko dari situasi tersebut ialah Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) terpaksa vakum. Untuk menghidupkan OSIS, pihak dari sekolah meminta mahasiswa Magang untuk membentuk kembali OSIS.

Pendaftaran dibuka, sosialisasi di kelas dilakukan, dan formulir telah disebar. Banyak siswa yang tertarik mengikuti organisasi naungan sekolah tersebut. Hal selanjutnya ialah seleksi terbuka berdasar sikap dan kepemimpinan untuk memilih calon ketua OSIS.

Hal yang menstimulus mental para kandidat ketua terjadi saat pemilihan. Adalah kelas IX sebagai pihak penguji. Mereka yang notabene mantan penghuni OSIS sebelum covid menyerang, melemparkan pertanyaan-pertanyaan tajam yang menguji mental para kandidat ketua. Sontak para kandidat ketua ini terkejut dan tampak berpikir keras untuk menjawabnya. Risiko jika para kandidat telat menjawab, maka otomatis kelas IX akan menyoraki.

Beruntung para kandidat ketua bisa menjawab pertanyaan dari kelas IX walaupun di beberapa sisi masih ada yang mis. Keberanian mengungkapkan poendapat patut diacungi jempol patut diberika oleh para kandidat ketua ini. dan angkat topi untuk kelas IX yang berhasil menguji pengetahuan para kandidat ketua.

Ketua Magang yang Selalu Sedih

Sedih dalam hal ini bukanlah arti yang sebenarnya. Makna sedih dari sang ketua Magang ialah karena banyak permintaan dari para anggota Magang selepas penutupan. Ada yang minta liburan, ada yang minta makan-makan. Padahal intinya ialah berkumpul. Sama. ketua Magang yang mendengarnya pun, akhirnya melemparkan statement, "Sedih aku cah."

Secuil kalimat tersebut cukup menjelaskan bagaimana sikap ketua Magang. Bahwa dia pun ingin berkumpul sebagai kado terakhir Magang tanpa embel-embel rencana maupun wacana.

Sikap sedih ketua Magang sebetulnya bisa dilihat saat berlangsungnya Magang. Dia beberapa kali berada dalam situasi perdebatan dengan anggotanya sendiri dan sering menerima lelucon dari peserta Magang lain.

Setiap perjalanan pasti mempunyai ceritanya sendiri-sendiri. Sedih, tawa, bahagia terkadang rasanya sama. Kejadian dan aktornya yang membuat dramatisir atas sebuah peristiwa. 

Seperti Magang di MTS PSM Tanen ini. Jika dilihat secara kasat mata, pasti berjalan dengan normal. Namun jika ditilik lebih dalam, anggota Magang tak ingin kegiatannya hanya berjalan normal tanpa cerita. Terkadang berlagak konyol, sering kali memantik emosi ketua Magang. Apapun itu, Magang kali ini benar-benar mengukir kisah tersendiri di bebatuan diri.

Salam literasi and till next time.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun