"Itu adalah gudang penyimpanan beras. Sasaran kita. Kasus yang selama ini kita selidiki akan berakhir di gudang itu," tandas Rehan dengan keyakinan yang tinggi. Seolah dia tahu persis apa yang sembunyi di balik bangunan besar itu.
Sembari menunggu momen yang tepat, Rehan dan Dinar sejenak duduk di warung kopi. Memesan minuman untuk menghilangkan dahaga.
"Omong-omong kau tahu dari mana kalau itu adalah gudang penyimpanan beras?" tanya Dinar.
"Nih," ucap Rehan singkat. Rehan membuka lipatan kertas yang ditemukan Dinar. Menyuruh Dinar untuk membaca isi yang ada dalam kertas tersebut.
Dengan lirih, Dinar mengeja dengan lamat-lamat angka yang tertulis, "15, 4, 13, 24, 8, 12, 15, 0, 13, 0, 13--1, 4, 17, 0, 18 ...."
"Kalau dilihat oleh orang biasa, ini hanya sekedar angka-angka yang tidak penting. Tapi kalau kita mengerti, ini adalah sebuah kode rahasia. Waktu kau memberitahuku tentang kertas yang kau temukan dari Pak Zein, aku langsung berpikir tentang isi yang terdapat dalam kertas tersebut. Dan isinya adalah sandi morse angka pramuka. Aku dulu pernah mempelajarinya sewaktu masih SMP. Kata Kak Marwan, pembinaku dulu sandi-sandi dalam pramuka bisa digunakan sebagai petunjuk atau sebuah kode supaya rencana kita tak terdeteksi orang. Hanya orang-orang yang pernah ikut pramuka yang bisa mengerti kode ini," terang Rehan.
"Lalu bagaimana menerjemahkannya?" Dinar semakin dibuat penasaran.
"Ada dua jenis sandi morse angka dalam pramuka. Dan ini termasuk yang paling mudah. Angka dimulai dari 0 bukan angka 1. Angka 0 berarti huruf A, angka 1 berarti B, dan begitupun seterusnya."
Rehan meneguk minuman yang dipesannya dan melanjutkan kalimatnya, "Coba kau lihat apa arti dari angka-angka tersebut. 'Penyimpanan beras.' Dan di daerah kita hanya ada satu tempat penyimpanan beras. Makanya aku ajak kau ke sini. Sedangkan maksud dari angka dibawahnya yaitu 19.00 ini mungkin menunjukkan waktu yang dipakai pelaku dalam pertemuannya kali ini."
"Baru tahu aku kalau sandi dalam pramuka bisa digunakan untuk hal seperti ini," ucap Dinar seraya menganggutkan dagunya.
"Makanya belajar pramuka," ejek Rehan. Dinar malah terkekeh oleh ejekan Rehan.