Mohon tunggu...
Rizky Hadi
Rizky Hadi Mohon Tunggu... Lainnya - Anak manusia yang biasa saja.

Selalu senang menulis cerita.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Diari Dude

2 Januari 2021   10:43 Diperbarui: 2 Januari 2021   10:49 291
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dude membuka kembali diarinya. Membuka sembarang dan memusatkan kembali pandangannya ke buku catatan yang digenggamnya.

***

27 Desember 2013

Kata orang memang benar, waktu adalah obat paling mujarab untuk menyembuhkan rasa sakit. Kata orang memang tak pernah salah bahwa sakit hati akan sendirinya lebur jika dalam prosesnya diisi dengan suatu hal yang positif. 

Semenjak kejadian yang seolah membuat semestaku berhenti itu, aku berjanji akan segera move on darimu. Membuktikan bahwa aku bisa berdiri sendiri tanpa semangat yang biasa kamu torehkan di setiap pagi. Hari-hari kupakai untuk memperjuangkan masa depan, tak melulu terjun dalam kesedihan. Sedih boleh tetapi jangan sampai menyelaminya dan nyaman berada di dalamnya.

Aku menata hidupku kembali. Rencana-rencana yang sempat tertunda kutunaikan dengan baik. Aku memacu langkah lebih kencang lagi, menatap tujuan yang kelak akan hadir tepat di pelupuk mata. 

Aku mulai membangun usaha bersama temanku, mendirikan toko buku kecil-kecilan. Walau tak punya modal banyak, setidaknya aku berani untuk mencoba dan masuk dalam dunia baru. Memang berat perjuangan di awal. Susah untuk merubah mindset orang untuk membaca buku. Apalagi membeli buku yang original. Orang-orang cenderung membeli buku bajakan dengan dalih isi sama dan harga lebih murah. Sebetulnya tidak dibenarkan membeli barang yang tak memiliki pajak.

Orang-orang tidak tahu imbas membeli buku bajakan akan berakibat panjang. Banyak yang dirugikan jika semakin banyak orang yang melakukannya. Mulai dari penerbit, orang yang bekerja di bawah naungan penerbit, dan yang paling merasakan adalah penulis. Penulis pada akhirnya akan malas menulis jika aksi pembajakan terus-menerus berlangsung. Jika sudah seperti itu, negara ini akan kurang bahan bacaan. Dan bukankah buku merupakan jendela keilmuan? 

Mereka-mereka yang berjuang mati-matian bisa gulung tikar jika orang di balik pembajakan hak cipta terus merajalela. Sangat sulit menghentikan pembajakan bahkan pemerintah tak kuasa melakukannya. 

Usahaku bersama Fahed kini sedikit bisa menghasilkan. Untuk keperluan sewa kontrakan dan makan kami tak perlu meminta kepada orang tua lagi. Rasa sakit beberapa bulan lalu perlahan terpendam dengan sendirinya. Cinta memang begitu, terkadang memikat, lebih sering menjerat. Tetapi bukankah orang yang pernah merasakan jeratan cinta yang teramat, kedewasaannya akan bertambah satu tingkat? Aku percaya akan hal itu.

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun