Mohon tunggu...
Rizky Hadi
Rizky Hadi Mohon Tunggu... Lainnya - Anak manusia yang biasa saja.

Selalu senang menulis cerita.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Diari Dude

2 Januari 2021   10:43 Diperbarui: 2 Januari 2021   10:49 291
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rencananya siang ini aku akan menyiapkan kejutan untuknya di salah satu restoran paling romantis di kota ini. Semuanya telah kususun dan kuatur serapi mungkin, sedetail mungkin, supaya Saskia tambah sayang kepadaku. Kata orang hari ini waktu yang paling tepat untuk merekatkan hubungan.

Satu jam sebelum kejutan dimulai, sewaktu aku bersiap untuk pergi menjemput di rumahnya, tiba-tiba Saskia mengetuk pintu kontrakanku. Dia datang dengan muka datar tetapi dalam tangkapanku dia tampaknya sedang bingung. Beberapa kali dia ingin membuka mulut tetapi seolah tertahan oleh sesuatu. Dia meremas jemarinya. Aku mencoba untuk mengajaknya duduk di beranda kontrakan, menyuruhnya untuk tenang.

Setelah beberapa saat, akhirnya Saskia berkata dengan rada terbata. Dan kata-kata ini membuatku menghardik hari yang katanya spesial. 

"Apa yang akan aku katakan mungkin akan membuatmu merasa sedih dan kecewa. Aku telah jatuh cinta kepada orang lain, aku tahu ini adalah kesalahan fatal dalam hubungan kita. Menurutku lebih baik aku berkata jujur padamu supaya tidak ada kesalahpahaman nanti. Aku yakin kamu akan mendapat wanita yang lebih baik dariku yang mampu membuatmu bahagia. Kamu berhak mendapatkan kebahagiaan itu tapi bukan diriku. Jadi lebih baik baik kita sudah hubungan ini."

Aku terdiam seketika. Belum sempat menanyakan kepada Saskia, dia sudah pergi meninggalkan kontrakan. Aku mencoba untuk mengejarnya tapi kakiku seolah tertanam di lantai. Aku terlampau kaget oleh keadaan yang mengejutkan ini. Dia telah meninggalkanku dengan seseorang hadir di waktu yang salah. Tusukan sembilu terasa begitu menyakitkan. Pikiranku masih terbayang-bayang akan dirimu. Aku terlalu berharap dengan orang lain sampai lupa bahwa yang menghancurkan harapanku itu adalah diriku sendiri. 

Malam ini ketika menulis catatan ini, aku juga mencaci hubunganku dengan Saskia selama dua tahun yang telah kulalui bersamanya. Jadi, topik kita yang mulai habis atau rasa kita yang mulai menipis?

***

"Apakah aku dulu sehancur dalam diari ini? Jika dipikir-pikir duniaku masih nyaman sejak kepergiannya," ucap Dude setelah sejenak diam.

Dude kini teringat kembali mantannya yang dulu pernah menemani berjuang di masa-masa kuliah. Walaupun harus berakhir karena tikungan yang mengagetkan, tetapi malah membuatnya belajar banyak. Hikmah yang didapat sangat terasa. Dia bisa fokus untuk merintis usaha, berkembang sesuai keinginannya, dan yang paling penting hatinya menjadi lebih kuat.

Sejak ditinggal pergi Saskia waktu itu, Dude memang sempat hancur. Tetapi hanya beberapa hari saja. Selepas itu, dia bagai kuda yang tak pernah berhenti berlari. Bersama Fahed, dia mencetuskan ide untuk membuka toko buku. Dia juga menjadi pelopor melawan pembajakan buku.

Hal menyakitkan malah dijadikan Dude sebagai pelecut untuk terus memacu hidupnya walau tanpa kehadiran salah satu wanita paling dicintai. Dia tahu bahwa hidup tidak melulu tentang bertukar rasa. Tanpa kehadiran pasangan di sisinya pun, dia tetap bisa berjuang di kakinya sendiri. Toh dunia akan selalu baik-baik saja walaupun hatinya sedang patah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun