Lantas bagaimana dengan peluang mobil listrik nasional? Jika ingin serius mewujudkannya, bukan sekadar dolanan, setidaknya 3 (tiga) hal di atas menurut hemat penulis mesti dilakukan secara konsisten.
Pertama, mengimplementasikan insentif fiskal dan non fiskal bukan sekadar di atas kertas, harus ada komitmen pemerintah sampai dengan peraturan di bawahnya.
Pada level Kementerian (keuangan, industri, riset, BUMN dan kementerian/badan terkait lainnya) bahkan termasuk di daerah oleh pemerintah daerah. Termasuk juga komitmen pemerintah dalam membeli dan menggunakan mobnas listrik nantinya.
Kedua, melibatkan Kadin, swasta nasional maupun pabrikan internasional, juga BUMN/D, yang memiliki spesialisasi masing-masing, memiliki keunggulan komparatif yang bisa saling melengkapi. Perusahaan-perusahaan tersebut bisa bekerjasama dalam berinvestasi.Â
Ketiga, mengajak para ahli di LIPI, orang-orang Indonesia di kampus-kampus ITB, ITS, UGM dan kampus lainnya yang punya keahlian serta rekrut orang-orang Indonesia berpengalaman di bidang otomotif dari seluruh dunia.Â
Berikan insentif bulanan terbaik bagi mereka untuk fokus dan bekerja sebagai ahli. Dan terakhir yang tak kalah penting, pastikan dalam setiap proses mobilnas listrik, setiap yang terlibat juga dapat kepastian hukum.
Membuat mobnas tentu butuh waktu. Turki bahkan harus rela menunggu waktu 60 tahunan. Turkipun pernah gagal membuat prototipe mobil nasional pada tahun 60-an silam waktu itu Turki mencoba peruntungan dengan produk mobnas, Devrim (Revolusi).
Turki memulainya kembali dengan berinvestasi dalam research and development (R&D) yang tak sedikit, memulai fokus sebagai pemasok komponen otomotif nasional dan pasar Eropa hingga saat ini.
Selain itu, Turki juga memberikan insentif yang besar kepada industri dalam negeri untuk memulai mobnas listrik, meningkatkan kualitas pendidikan untuk menciptakan para ahli dan tak ragu untuk berkolaborasi dengan pabrikan internasional yang sudah berpengalaman bahkan merekrut orang non Turki dalam bagian perjalanan industri otomotifnya hingga lahir prototipe mobnas listriknya, TOGG.
Bagaimana dengan kita, Indonesia? Kita mampu, tetapi maukah untuk memulainya?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H