Mohon tunggu...
Rizky Dwi Cahyo
Rizky Dwi Cahyo Mohon Tunggu... Editor - Pelajar
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Berakit Rakit kita ke Hulu berenang renang kita ketepian, bersakit sakit dahulu baru sukses kemudian

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Teori, Kritik dan Sejarah Sastra

5 Mei 2020   23:59 Diperbarui: 7 Juni 2021   17:03 7596
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Teori, Kritik dan Sejarah Sastra (unsplash/freestocks)

Pengertian Teori Sastra
Teori sastra ialah cabang ilmu sastra yang mempelajari tentang  prinsip-prinsip, hukum, kategori, kriteria karya sastra yang  membedakannya dengan yang bukan sastra. 

Secara umum yang dimaksud denga teori adalah suatu sistem ilmiah atau pengetahuan sistematik  yang  menerapkan pola pengaturan hubungan antara gejala-gejala yang diamati. 

Teori berisi konsep atau uraian tentang hukum--hukum umum suatu objek ilmu pengetahuan dari suatu titik pandang tertentu. Suatu teori dapat di deduksi secara logis dan di cek kebenarannya atau dibantah pada objek atau gejala-gejala yang diamati tersebut.

Adapun pengertian teori sastra menurut Wellek dan Warren (1993), sastra adalah suatu kegiatan kreatif, sederetan karya seni. Sedangkan teori sastra adalah studi prinsip, kategori, dan kriteria yang dapat dipacu dan dijadikan titik tolak dalam telaah di dalam bidang sastra.

Baca juga : Sastra Banding Cerita Rakyat Malin Kundang dengan Cerita Rakyat Batu Menangis

Dalam pembahasan tentang teori sastra ini, terdapat macam-macam teori sastra diantaranya :

Teori Psikoanalisis

Teori ini menganggap bahwa karya sastra selalu membahas peristiwa kehidupan manusia, yang mana teori ini menganalisis unsur kejiwaan yang ada di dalam karya sastra. 

Dalam teori ini manusia dibagi menjadi 3 aspek kepribadian yakni id, ego dan superego. Id merupakan kepribadian manusia yang berhubungan dengan aspek kesengangan, ego merupakan kepribadian manusia yang berusaha menekan id dengan berpegang terhadap kenyataan, dan superego yakni kepribadian manusia yang lebih menekankan kesempurnaan dibanding dengan kepuasan serta berasal dari nurani yang berkaitan dengan moral.

Teori Struktural

Teorti ini tidak memperlakukan karya Sastra sebagai objek kajiannya karena yang menjadi kajiannya adalah sistem sastra itu sendiri. Dalam teori ini bagian yang dianalisis berupa tema, tokoh, alur, latar serta sudut pandang.

Teori Feminisme

Dalam arti leksikal, feminisme merupakan gerakan wanita yang menunut persamaan hak sepenuhnya antara perempuan dan laki-laki, bukan merupakan gerakan pemberontakan melainkan hanya gerakan peningkatan terhadap harkat dan martabat wanita. Jadi, dalam teori ini para kritikus sastra menginginkan suat hak yang sama dalam mengungkapkan makna baru dalam karya sastra.

Baca juga : Hubungan Antara Filsafat dan Seni Sastra

Pengertian Kritik Sastra
Jadi, Kritik sastra tersebut dapat diartikan ialah sebagai salah satu objek studi sastra (cabang ilmu sastra) yang melakukan analisis, penafsiran, serta juga penilaian terhadap teks sastra ialah sebagai karya seni. Dibawah ini merupakan pengertian kritik sastra yang dikemukakan oleh para ahli.

Pengertian Kritik Sastra Menurut Para Ahli :
Menurut Graham Hough (1966: 3), kritik sastra tersebut tidak hanya terbatas pada penyuntingan, penetapan teks, interpretasi, dan juga pertimbangan nilai. Menurutnya, kritik sastra itu meliputi masalah yang lebih luas mengenai apakah kesusastraan itu sendiri, tentang apa tujuannya, dan juga tentang /mengenai bagaimana hubungannya dengan tiap-tiap masalah-masalah kemanusiaan yang lain.

Abrams didalam "Pengkajian Sastra" (2005: 57), beliau mendeskripsikan bahwa kritik sastra itu merupakan cabang ilmu yang berurusan dengan suatu perumusan, klasifikasi, penerangan, serta juga penilaian karya sastra.Menurut Rene Wellek dan juga Austin Warren, studi sastra (ilmu sastra) mencakup tiga bidang, yakni: teori sastra, kritik sastra, serta sejarah sastra. Ketiga bidang tersebut memiliki hubungan yang erat serta juga saling mengait.

Kritik sastra tersebut dapat diartikan ialah sebagai salah satu objek studi sastra (cabang ilmu sastra) yang melakukan analisis, penafsiran, serta juga penilaian terhadap teks sastra.

Adapaun Ciri-Ciri Sastra antara lain ialah sebagai berikut :
Bersifat objektif.
Bertujuan untuk dapat membangun (memperbaiki) karya yang dikritik.
Menjadi bahan acuan untuk dapa atau bisat meningkatkan kreativitas pencipta karya tersebut.

Fungsi Kritik Sastra
Menurut Pradopo, fungsi utama dari kritik sastra ini dapat digolongkan menjadi tiga (2) yakni :

Untuk perkembangan ilmu sastra sendiri.
Kritik sastra tersebt dapat membantu dalam penyusunan teori sastra serta juga sejarah sastra. Hal tersebut  tersirat dalam ungkapan dari Rene wellek, "Karya sastra tidak dapat dianalisis, digolong-golongkan, serta juga dinilai tanpa adanya dukungan prinsip- prinsip kritik sastra."

Baca juga : Manfaat Membaca Buku, Salah Satunya sebagai Pondasi Ilmu Sastra

Untuk perkembangan kesusastraan.
Maksudnya, kritik sastra tersebut membantu perkembangan kesusastraan bangsa dengan memberi penjelasan bahwa sebuah karya sastra itu , tentang baik buruknya, serta juga menunjukkan wilayah-wilayah jangkauan persoalan karya sastra.

Sebagai penerangan masyarakat
Umumnya yang menginginkan penjelasan mengenai karya sastra, kritik sastra tersebut menguraikan (menganalisis, menginterpretasi, serta juga menilai) karya sastra agar masyarakat umum dapat mengambil manfaat kritik sastra ini bagi pemahaman serta juga apresiasinya terhadap karya sastra (Pradopo, 2009: 93).

Dengan berdasarkan uraian di atas, maka fungsi kritik sastra tersebut dapat digolongkan menjadi dua:

1. Fungsi kritik sastra bagi para pembaca:
Membantu memahami suatu karya sastra.
Menunjukkan keindahan (estetika) yang terdapat dalam suatu karya sastra.
Menunjukkan parameter ataupun ukuran dalam menilai suatu karya sastra.
Menunjukkan nilai-nilai misalnya pesan moral yang dapat dipetik dari sebuah karya sastra.

2. Fungsi kritik sastra bagi si pengarang/penulis:
Mengetahui kekurangan atau juga kelemahan karyanya.
Mengetahui kelebihan karyanya.
Mengetahui masalah-masalah yang mungkin akan dijadikan tema tulisan.

Pengertian Sejarah Sastra

Sejarah sastra adalah cabang ilmu sastra yang menyelidiki perkembangan cipta sastra sejak awal pertumbuhannya hingga perkembangannya sekarang. Sejarah sastra mengkaji sastra menggunakan kriteria ekstrinsik, hal-hal yang berasal dari luar sastra. Seperti identifikasi peristiwa kehidupan politik, sosial-budaya beserta pengaruhnya terhadap karya sastra.

Sejarah sastra adalah salah satu bagian dari kajian ilmu sastra. Kata sejarah berasal dari bahasa Arab, sajarun yang berarti pohon. Pohon menggambarkan adanya akar, cabang, dan ranting yang memperlihatkan adanya proses susunan peristiwa secara kronologis.

Sejarah itu sendiri mempunyai arti yang sama, yaitu rekaman perjalanan kehidupan manusia dari masa lampau sampai masa-masa berikutnya.

Karya sastra adalah salah satu bagian dari asset budaya suatu bangsa. Bangsa yang berbudaya adalah bangsa yang tidak hanya memiliki hasil karya sastra bangsanya, tetapi juga menghargai dan memberikan apresiasinya terhadap karya sastra sebagai hasil karya bangsanya itu. 

Sejarah sastra Indonesia adalah bagian dari kajian ilmu sastra yang mempelajari kesusastraan Indonesia mulai munculnya kesusastraan Indonesia sampai masa-masa selanjutnya, dengan segala persoalan yang melingkupinya.

Sebagai contoh : Di akhir abad ke-20, terbit novel Saman karya Ayu Utami yang 'menghebohkan' dunia sastra Indonesia. Tahun 70-an terbit novel-novel Trilogi Iwan Simantupang, Merahnya Merah (1968), Ziarah (1969) dan Kering (1970) yang dianggap novel absurd, sarat filsafah, yang sulit dipahami, karena berbeda dengan pola-pola cerita pada novel-novel tahun-tahun sebelumnya. 

Jauh sebelumnya, pada tahun 40-an terbit novel Belenggu yang dianggap mengusik keindahan sastra dengan 'menelanjangi' kehidupan kaum elit yang diwakili oleh keluarga dokter Sukartono. Pada tahun 20-an, lahir novel Sitti Nurbaya yang sangat laris pada masa itu sehingga melampaui kelarisan novel-novel yang lahir sebelumnya seperti Azab.

DAFTAR PUSTAKA
Kamil Sukron, Teori Kritik Sastra  Arab Klasik dan Modern, (Jakarta: PT. RAJAGRAFINDO: 2009), hlm 8-9

Endraswara Suwardi, Teori Kritik Sastra, ( Jakarta:PT. BUKU SERU: 2013), hlm 6-7

Rohman Saifur, Teori dan Pengajaran Sastra, (Jakarta : PT RAJAGRAFINDO PERSADA: 2017), hlm 15-17

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun