Mohon tunggu...
Rizky AdiFirmansyah
Rizky AdiFirmansyah Mohon Tunggu... Akuntan - Mahasiswa Universitas Mercu Buana

55522120038 - Magister Akuntansi - Fakultas Ekonomi dan Bisnis - Dosen Pengampu : Apollo, Prof.Dr, M.Si.AK - Pajak Internasional/Pemeriksaan Pajak

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

TB 2 Pajak Internasional : Memahami Peluang dan Tantangan Perpajakan Controlled Foreign Corporation di Indonesia Pendekatan Teori Peirre Bourdieu

16 Juni 2024   21:36 Diperbarui: 16 Juni 2024   21:54 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagi sebagian orang kitab tahafut al falasifah dianggap sebagai kegalauan Imam Al Ghozali terhadap banyaknya disiplin ilmu islam pada saat itu. Walaupun demikian, kedua karya tersebut sudah memberikan corak dan warna yang berbeda pada kajian islam kontemporer sampai saat ini. 

Demikian juga dengan kita yang nampaknya perlu meniru jalan "kegalauan" ala Imam AL Ghozali, perbanyak ilmu dan pengetahuan agar lebih wise dalam merespon setiap dinamika dan realitas sosial di hadapan.

Habitus

Bourdieu dalam sentosa (sentosa, 2016) menguraikan tentang habitus sebagai berikut : "Bourdieu merumuskan konsep habitus sebagai analisis sosiologis dan filsafat atas prilaku manusia. Dalam arti ini, Habitus adalah nilai-nilai sosial yang dihayati oleh manusia, dan tercipta melalui proses sosialisasi dan internalisasi nilai - nilai yang berlangsung lama, sehingga mengendap menjadi cara berfikir dan pola prilaku yang menetap di dalam diri manusia. 

Habitus yang sudah begitu kuat tertanam serta mengendap menjadi prilaku fisik disebutnya sebagai Hexis". Bourdieu menyadari bahwa seseorang dipengaruhi oleh habitus yang diperoleh dari kontrol kelas sosial tertetntu terkait syarat - syarat yang dikondisikanya. Habitus dapat diartikan sebagai dari kumpulan dari berbagai keterampilan yang akhirnya menjadi tindakan praktis dan aplikasikan menjadi suatu kepandaian yang tampak alamiah (tidak dibuat - buat) (Bourideu, 2007). 

Maka Bourdieu menganggap bahwa perpustakaan merupakan tempat utama bagi objektivitas skema generatif budaya. Ia berpendapat perpustakaan memilikli visi serta struktur masyarakat dalam ruang sosial (Herker, 2004). Artinya, perpustakaan merupakan ruang sosial. Bagi Bourdieu, ruang sosial merupakan ruang bagi kelompok  kelompok dengan berbagai status yang dicairkan dengan bermacam- macam gaya hidup berbeda. 

Pertarungan simbolik akan terjadi atas persepsi dalam dunia sosial yang kemudian dapat mengambil dua bentuk berbeda pada sisi objektif dan subjektif. Kedua sisi tersebut Bourdieu memaknainya dengan sebutan "tindakan yang bermakna" yang umumnya selalu berkaitan dengan simbol - simbol serta memiliki sumber penggerak (Haryatmoko, 2003). 

Contoh sederhana misalnya, seseorang terlahir di keluarga pedagang, orang tuanya memiliki sebuah toko dimana mereka sekeluarga juga tinggal di bangunan yang sama  dengan toko tersebut. Setiap hari, ia bergumul dengan kegiatan perdagangan orang tuanya di toko itu. Maka perdagangan menjadi keseharianya dan sesekali ia pun terlibat dalam kegiatan dagang orang tuanya. 

Beranjak anak - anak hingga remaja, ia semakin terlibat dalam membantu perdagangan orang tuanya. Bahkan sesekali beberapa urusan dipercayakan orang tuanya kepadanya, meskipun ia masih sekolah. Toko orang tuanya buka sejak pagi dengan disiplin waktu yang ketat. Kedisiplinan ini pun diterapkan dalam keluarganya. 

Orang tuanya juga memberikan teladan sebagai orang yang rajin dalam bekerja sehingga toko orang tuanya berkembang pesat. Beranjak deasa, ketika ia kuliah, ia pun menempuh pendidikan tinggi di bidang bisnis karena naluri yang didapat dalam keseharian sejak kecil adalah berdagang. Ia pun memiliki keuletan dan rajin dalam mengerjkakan susuatu. Maka secara teori menurut Bourdieu, ia memiliki habitus yang tepat menjadi seorang pebisnis.

Habitus/dokpri
Habitus/dokpri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun