"Doain hari ini gajian ya Rin." Agus siap-siap memakai baju seragam securitynya.
"Aamiin Bang."
"Kalau sore nanti cair malamnya kita USG ya." Agus duduk di samping tempat tidur menatap wajah istrinya yang lelah. Mungkin penat tiap hari harus membawa perutnya yang semakin hari semakin besar dan berat.
"Capek Bang. Tak sanggup naik motor, takut jatuh nanti."
"Bawa pelan-pelan aja nanti. Pegang kuat-kuat nanti. Dah berapa bulan kita tak USG, nanti takut ada masalah Rin."
"Aku gak mau Bang. Jangan paksalah Bang. Bawa badan aja macam tak kuat. Sesak juga Bang."
"Mau sewa mobil aja?"
"Sayanglah uangnya."
"Tuh kan, kalo duit gitulah dia. Disayang-sayang. Rezeki anak tu ada aja, yakinlah Rin."
"Iya Bang." Rini penat menjawab suaminya terus.
"Aku berangkat, Assalamualaikum." Agus menyalami dan mencium kening istrinya. Tak sampai hati meninggalkannya dalam keadaan sulit begitu, namun dia harus masuk hari ini, berharap keluar juga gajinya demi bisa periksa ke dokter. Biar tahu kapan prediksi melahirkan dan kapan dia ambil cuti ketika Rini melahirkan nanti. Semoga semua lancar tanpa satupun masalah.