Tiba-tiba terdengar suara dari pintu depan. Sisi bergegas mengambil cadar dan berlari kecil untuk membuka pintu. Alangkah kagetnya dia. Bang Surya dan seorang lelaki seusia Pak Arif berdiri di hadapan Sisi. Sisipun mempersilahkan mereka berdua masuk.
"Siapa Si?"
"Ini Bang Surya yang dulu pernah Sisi ceritain ke Bapak."
"Oh baik, silahkan duduk Pak." Sisi segera ke belakang bersiap membuatkan air teh. Tangannya menjadi dingin dan bergetar ada rasa tak tenang menyelinap di hatinya.
"Begini Pak, ini keponakan saya, dia seorang yatim piatu, saat ini sedang menjalani perkuliahan, niat ke sini untuk melamar ananda Sisi."
"Masya Allah, apakah pemuda ini sudah mengenal Sisi sebelumnya?"
"Sudah Pak, kami berasal dari kampung yang sama dengan almarhum orang tua Sisi."
"Saya tak bisa mengatakan iya atau tidak, semua keputusan ada di Sisi Pak. Tunggu sebentar saya ke dalam dulu ya."
"Silahkan Pak."
Pak Arif ke belakang menuju dapur di mana Sisi berada.
"Si, kamu kenal dengan mereka?"