"Bu Retno, tadi saya lihat Wulan. Sepertinya jalannya menahan sakit gitu bu."
"Wulan bu? Dia semalam jatuh dari motor saat dibonceng abangnya. Kakinya lumayan terluka dan orang tuanya sudah izin dengan saya semalam bu. Ternyata dia sekolah. Dia memang selalu takut ketinggalan pelajara." Cerita bu Retno.
"Masyaa Allah, semoga Wulan segera pulih ya bu."
"Aamiin, iya makasih ya bu."
***
Setelah memberikan latihan menunggu waktu istirahat pertama aku berkeliling ke masing-masing siswa ingin melihat apa yang sudah dikerjakan oleh mereka. Sesekali ada yang bertanya dan meminta penjelasan materiku kembali. Bunyi bel tanda pembelajaran jam pertama selesai. Siswa berkemas peralatan belajarnya dan satu-satu menyalamiku izin istirahat ke kantin.
Aku menyusuri koridor menuju majelis guru. Karena pagi tadi sudah sarapan di rumah, rencana aku akan mengoreksi hasil kerja siswa saja. Sambil berjalan ku lihat Wulan duduk termenung di depan kelasnya. Aku duduk di sebelahnya. Sepertinya dia kaget.
"Kamu tidak ke kantin?"
Dia mengeluarkan bekalnya menunjukkan padaku. Terlihat nasi putih serta tumis sayur dengan telur dadar.
"Wah bagus wulan, itu lebih menyehatkan."
Aku lihat matanya basah habis nangis. Jika aku bertanya sekarang mungkin dia tak akan mau terus terang.Â