Mohon tunggu...
Rizky D. Rahmawan
Rizky D. Rahmawan Mohon Tunggu... Entrepreneur -

Menyukai jalan-jalan. Mencari inspirasi, mengulik potensi.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Kalimantan Timur nan Eksotis dan Menantang

23 Januari 2016   10:27 Diperbarui: 23 Januari 2016   12:05 234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Photo by: Rizky"]

[/caption]Anak-anak di Kampung Derawan mungkin terkekeh melihat noraknya tingkah saya ketika melihat penyu, padahal mereka setiap hari ya kerjaannya bermain-main dengan penyu-penyu itu. Itulah kekayaan yang tidak dimiliki kebanyakan anak-anak Indonesia, anak-anak penduduk Kampung di Pulau Derawan begitu akrab dengan laut dan seisinya. Sampai-sampai ada anekdot bahwa anak-anak di Derawan lebih dulu bisa berenang sebelum bisa berjalan.  

Mereka beruntung, mempunyai laboratorium pembelajaran alami yang begitu luas dan bebasnya. Menyatu dengan alam, tumbuh besar bersama kearifan leluhur dalam menjaga apa yang alam sajikan untuk kita. Pembelajaran seperti ini tidak kalah unggul dibanding pendidikan teknik di dunia industri misalnya. Karena memang alam dan tantangan hidup yang mereka hadapi adalah laut dengan kekayaan biotanya. Kalau mereka serius belajar menggunakan media alam yang mereka hadapi itu, mereka punya peluang sukses yang sama dengan anak-anak di perkotaan.

Menjelang senja, suka-cita snorkeling dipungkasi dengan berbilas mandi dilanjutkan dengan berburu sunset. Pulau ini terbilang cukup kecil, spot sunset (matahari terbenam) dan sunrise (matahari terbit) keduanya ada di pulau ini dengan jarak kedua spot yang tidak sampai berkeringat kalau ditempuh dengan berjalan kaki. Lengkap sekali panorama yang disuguhkan pulau ini. Jadi teringat kata Pak Presiden di Raja Ampat waktu itu, "Tempat seperti ini, negeri kita punya banyak". Wah, semakin bernafsu saja untuk menjelajah dan menjamah sisi eksotis Indonesia lainnya. Haha, tak apa... nafsu yang positif inih.

Hari Keempat : Derawan - Kakaban - Tanjung Redeb

Meski kamar tidur ber-AC di Derawan Dive Resort cukup nyaman, tapi saya tak mau bangun kesiangan. Pagi-pagi Shubuh segera saja saya beranjak menuju spot sunrise. Amboi indah nian.. Lebih indah lagi kalau menikmati sapaan romantis sang mentari ini bersama kekasih. Ah, nanti kali lain kesini lagi bersamamu yah.

[caption caption="Photo by: Rizky"]

[/caption]Tuhan tidak berhenti menyuguhkan keindahan ciptaan-Nya sebatas di Derawan. Hari ini petualangan dilanjutkan lagi. Gugusan Kepulauan Derawan terdiri dari 31 pulau. Diantara destinasi yang populer adalah Pulau Kakaban dan Maratua. Sementara kita asyik snorkeling di Derawan kemarin, beberapa kru memilih menyambangi Pulau Maratua. Maratua adalah pulau terluar di gugusan kepulauan ini, ada pos penjagaan TNI disana. Kalau di Derawan hanya ada satu kampung penduduk, di Maratua ada tiga kampung penduduk. Konon, mereka masih dalam satu rumpun yakni keturunan Suku Bajou. Penduduk yang ramah, agamis serta ceria. 

Hari ini, kita melanjutkan petualangan ke Pulau Kakaban. Ada apa di Pulau Kakaban? Ada spot snorkeling, ada taman vegetasi tanaman langka dan yang akan kita tuju adalah danau purba di tengah pulau. Danau purba yang terbentuk ribuan tahun yang lalu akibat deretan batu karang yang terangkat menjadi tepiannya ini hanya ada dua di dunia. Satu lagi ada di Pulau Palau, Mikronesia.

Danau purba berair payau ini merupakan habitat alami ubur-ubur. Ada beberapa spesies ubur-ubur dengan jumlah yang begitu banyak. Harus dijaga betul ini, jangan sampai dibawa keluar oleh wisatawan nakal, jangan pula dirusak kealamian danaunya oleh wisatawan alay. Kesemua jenis ubur-ubur yang ber-rumah di danau ini tidak berbahaya, mereka sudah berevolusi sehingga memiliki cara hidup yang berbeda dan tidak menyengat.

Danau ini sepertinya menjadi habitat yang sangat isolatif secara alami, sehingga mereka telah tinggal turun-temurun ribuan tahun secara aman dan nyaman bak Istana tanpa tentara. Spesies ubur-ubur disini tidak lagi memiliki alat pertahanan diri sebagaimana ubur-ubur laut pada umumnya. Maka, manusia yang datang kesini harus memastikan datang sebagai sahabat, jangan datang sebagai ancaman. 

Pulau Kakaban ditempuh selama sekitar satu jam dengan jenis boat yang sama, jalur laut yang dilalui cukup mantap gelombangnya, siap-siap saja terhempas-hempas di dalam boat. Yang hobi mabok kendaraan harus well prepare betul-betul ini. Dari pesisir pantai, kita cukup berjalan sekitar 200 meter saja untuk menuju danau ubur-ubur. Pantai alami, hutan alami dan danau alami tempat tepat untuk bukan sekedar berwisata, tetapi melakukan penelitian-penelitian bernilai tinggi. Bagi pembaca yang memiliki disiplin ilmu yang bersinggungan dengan habitat alami Pulau Kakaban, tempat ini bisa menjadi salah satu referensi untuk meng-upgrade kelimuan.

[caption caption="Photo by: Fajar"]

[/caption]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun