Mohon tunggu...
Rizki Zakaria
Rizki Zakaria Mohon Tunggu... Guru - Pengajar Bahasa

Penghuni bumi dan penyuka angin

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Kacamata Tabrani dan Topi Bono

16 Desember 2022   08:40 Diperbarui: 16 Desember 2022   14:30 646
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Edward de Bono dan Topi-Topinya (Foto: DAVID CRUMP/ANL/REX/SHUTTERSTOCK)

Kreativitas harus mencetuskan alternatif atau jalan keluar bagi kepentingan sosial. Jawaban ini hanya bisa dilalui melalui jalan musyawarah. Jalan itu tidak mudah atau terlalu sukar. Musyawarah merupakan jalan terciptanya jawaban.

Dalam musyawarah manusia menyalurkan kreasi dan melakukan proses kreasi. Menyalurkan ide dan membuat keputusan bersama. Mufakat.

Namun, dalam musyawarah karakteristik tiap manusia yang bermusyawarah perlu diperhitungkan dan dipertimbangkan.

Edward de Bono dan Topi-Topinya (Foto: DAVID CRUMP/ANL/REX/SHUTTERSTOCK)
Edward de Bono dan Topi-Topinya (Foto: DAVID CRUMP/ANL/REX/SHUTTERSTOCK)

Menurut Edward de Bono, manusia memiliki sejumlah karakteristik dalam berpikir.

Dalam berpikir, manusia cenderung mengedepankan salahsatu dari enam karakter yang dimilikinya. Yang tiap-tiap manusia memiliki kencerungannya masing-masing.

Karakter tersebut disimbolkan menjadi beberapa topi berwarna, antara lain sebagai berikut:

1. Topi putih, karakter berpikir manusia yang mengedepankan data dan informasi fakta.
2. Topi merah, karakter berpikir manusia yang mengedepankan rasa, perhatian, dan kecemasan.
3. Topi hitam, karakter berpikir manusia yang mengedepankan kritik, komentar, dan ancaman.
4. Topi kuning, karakter berpikir manusia yang mengedepankan optimisme, peluang, dan sikap positif
5. Topi hijau, karakter berpikir manusia yang mengedepankan kreativitas, ide baru, dan alternatif.
6. Topi biru, karakter berpikir manusia yang mengedepankan pengorganisasian, pengaturan, dan perencanaan juga pengambilan keputusan secara mufakat.

Mufakat yang diperoleh dari musyawarah sama halnya dengan menetasnya telur kreativitas. Ia dapat dimanfaatkan.

Pada proses musyawarah tersebut, sebenarnya ada proses yang menarik. Seringkali kita menyebutnya design thinking, sebuah cara berpikir desain yang diterapkan untuk memecahkan masalah melalui musyawarah dengan tahapan berupa discovery, interpretation, ideation, experiment, dan evolution. Sebuah cara menarik dalam menyelesaikan sebuah persoalan.

Cara berpikir desain ini dikenalkan oleh Tim Brown pada tahun 2008. Sebenarnya, istilah design thinking lebih dahulu dikenalkan oleh David Kelley.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun