Mohon tunggu...
Rizki Zakaria
Rizki Zakaria Mohon Tunggu... Guru - Pengajar Bahasa

Penghuni bumi dan penyuka angin

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Kacamata Tabrani dan Topi Bono

16 Desember 2022   08:40 Diperbarui: 16 Desember 2022   14:30 646
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Edward de Bono dan Topi-Topinya (Foto: DAVID CRUMP/ANL/REX/SHUTTERSTOCK)

Akhirnya, temuan-temuan tadi dapat memberikan kebermanfaatan dan kemudahan bagi manusia dalam upaya penyaluran ide dan penyelesaian masalah.

Seorang praktisi kreativitas, Andi Yudha Asfandiyar mengatakan bahwa kreatif itu harus menyelesaikan masalah. Kita tahu bahwa menyelesaikan masalah sama dengan melakukan kebaikan. Perlu dicoba.

Terakhir, keberagaman berpikir yang dipaparkan Edward de Bono sedikit banyaknya membuka sikap manusia agar senantiasa lentur dan toleran.

Tentu, Primadi Tabrani bisa sedikit membusungkan dadanya, sebab ia telah menjelaskan lebih dulu hal ihwal ciri sosok kreatif yang salah satunya yakni fleksibel (lentur).

Ia juga menerangkan akan pentingnya sikap kooperatif dalam berkreasi yang juga merupakan ciri sosok kreatif. Tahun demi tahun memunculkan perbedaan, datanglah Tim Brown dengan frasa yang dikenalkannya pada dunia, design thinking.

Kreativitas berujung pada penyelesaian masalah, baik itu secara individu maupun komunal. Kreativitas mengantarkan manusia agar senantiasa berbuat kebaikan. 

Lewat strategi design thinking, penyelesaian masalah menjadi lebih menarik. Sosok-sosok manusia dengan karakteristik yang berbeda disatukan dalam musyawarah untuk berbagi ide menyelesaikan masalah.

Di dalam kumpulan tersebut, tidak hanya diisi orang kreatif saja, tapi juga orang-orang yang seperti dijelaskan Edward de Bono melalui topi-topinya itu. Menggabungkan ide dari cara berpikir manusia yang beragam untuk menyelesaikan/mengatasi/mengantisipasi masalah lama, baru, maupun yang akan datang.

Hal inilah yang perlu kita ambil sebagai ajang latihan bersikap toleran terhadap karakter tiap manusia. Semoga kebaikan dan keberkahan senantiasa dicari setiap manusia yang melakukan proses kreasi (creator).

Selanjutnya, tiga kata kunci terakhir adalah apresiasi, empati, dan simpati. Trio kata terseut merupakan kata-kata yang mengerami telur-telur kreativitas hingga akhirnya menetas.

Sosok kreatif telah terlatih untuk bisa mengapresiasi, simpati, dan empati pada karya apapun. Ia terlatih untuk menghargai, merasakan dan menghayati apa yang ada di luar dirinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun