"Apakah pembelajaran yang dilakukan bisa memberikan antusiasme yang tinggi?"Â
Ya, ini tantangan. Saya cari ide lewat diskusi dengan Bu Fitri di sekolah, saya putuskan menggunakan model Projet Based Learning. Ditambah lagi, model tersebut bagus dan relevan untuk dipraktikkan. Saya juga baca artikel di www.teachthought.com dan www.edutopia.com untuk mempelajari hal esensi dari model pembelajaran yang akan saya terapkan. Tak hanya itu, dosen pembimbing, Arip Senjaya, M.Phil. dan guru pamong, Saroh Jarmin, M.Pd. ikut memberikan pandangan serta masukan terkait penerapannya di kelas, khusus untuk tujuan yang ingin dicapai.
Seluruh perencanaan perlu disiapkan secara matang, sarana seperti proyektor dan perangkat lainnya mesti sedia dan berfungsi. Begitupun ketersediaan listrik dan internet. Demi mencapai tujuan, saya berupaya lakukan secara optimal. Saya bukan seseorang yang spekulatif, tetapi saya yakin bahwa penerapan model ini akan mengungkap potensi dari peserta didik. Keyakinan yang juga ditanamkan Elon Musk.
Tantangan lainnya, tentu datang dari subjek peserta didik dengan keragaman karakter, kesukaan, hobi, minat, hingga posisi duduk yang menjadikan mereka sebagai subjek pertimbangan. Syukur, semua hal dapat diatasi karena kolaborasi guru mata pelajaran bersama dengan pembimbing serta kolega.
Aksi Pembelajaran
Tujuan pembelajarannya itu menjadikan peserta didik mampu mengalihwahanakan teks naratif objek tokoh sastrawan menjadi bentuk lain, bisa berbentuk komik, poster, atau film. Pada praktiknya, saya awali dengan sebuah apersepsi.
"Nak, coba simak tayangan berikut ini, ya!" tanya saya.
Tayangan berisi cuplikan video Borobudur menjadi pembuka apersepsi pembelajaran. Dari video tersebut, peserta didik diajak untuk menyimak dan memperhatikan bahwa di tembok bangunan terdapat relief. Relief merupakan bentuk alih wahana dari teks yang sebelumnya berbentuk tulisan. Setelah itu, peserta didik diminta untuk merenungi sejenak video yang telah disimak.
Melalui apersepsi, saya berupaya mengenalkan konsep alih wahana sebagaimana kebutuhan tujuan pembelajaran. Apersepsi memang tahapan penting agar dunia yang ingin dituju bisa dimasuki oleh peserta didik. Itulah ruang yang saya coba buat dalam pembukaan pembelajaran. Tak hanya itu, saya jelaskan pula bahwa kegiatan Project Based Learning memiliki sintaks atau tahapannya.
Masih dalam pembelajaran, saya sampaikan tujuan pembelajaran hingga pembagian kelompok berdasarkan minat dan preferensi peserta didik sebagaimana tersaji dalam Gambar 1. Mengapa tidak berdasarkan gaya belajar? Karena gaya belajar mereka cenderung sama, yaitu kinestetik.