Mohon tunggu...
Rizki Wardhana
Rizki Wardhana Mohon Tunggu... Content & Digital Activation -

Freelance Music Journo & Free Thinker | Semper Fidelis | Feel free to contact me rizwar17@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Mata Najwa: Eksistensi dan Sumbangsih Najwa Shihab untuk Jurnalistik Indonesia

17 September 2015   14:06 Diperbarui: 17 September 2015   15:12 446
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam Mantra Layar Kaca, pembaca akan diajak kembali ke episode-episode terbaik Mata Najwa, salah satunya episode Merayakan Indonesia. Mengumpulkan banyak tokoh-tokoh penting seperti Presiden Jokowi, Wakil Presiden Jusuf Kalla, Megawati Soekarnoputri , Boediono dan Basuki Tjahaja Purnama di satu acara bukan kenegaraan atau formal adalah cita-cita seluruh talkshow politik manapun di Indonesia dan Mata Najwa telah mencapai cita-cita tersebut. Episode Merayakan Indonesia jauh dari kata serius atau kaku, justru sangat cair dan asyik.

[caption caption="Boedino Saat Diwawancara Najwa Dalam Mata Najwa Episode "Di Balik Diam Boediono""]

[/caption]

Mantra Layar Kaca membuktikan bahwa tayangan Mata Najwa tidak sesederhana yang pemirsa lihat di televisi, ada proses yang begitu panjang yang harus dilakukan sebelumnya oleh Najwa dan tim. Insting jurnalistik Najwa pun selalu terasah tajam dari episode ke episode, Najwa selalu memiliki flow tersendiri saat melakukan wawancara dengan narasumber, yang belum tentu jurnalis lainnya bisa lakukan. Jika kiranya tak berlebihan, saya sendiri sangat mengakui kompetensi Najwa sebagai jurnalis memang tidak terbantahkan dan tentunya Najwa sangat berjasa bagi perkembangan dunia jurnalistik di Indonesia.

Journalism can never be silent: that is its greatest virtue and its greatest fault. It must speak, and speak immediately, while the echoes of wonder, the claims of triumph and the signs of horror are still in the air ..” – Henry Anatole Grenwald, Former Managing Editor of TIME Magazine.

 

Sumber Ilustrasi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun