Gambar di atas adalah causal loop diagram dari model limits to growth. Cara membacanya begini, effort yang diberikan akan meningkatkan performance, peningkatan performance akan menambah semangat untuk melakukan effort yang lebih besar untuk menghasilkan performance yang lebih tinggi lagi, sementara constraint yang ada seperti kapasitas yang terbatas akan meningkatkan limiting action yang menyebakan penurunan performance.Â
Supaya pertumbuhan performance tetap positif, effort rate harus lebih besar dari limiting action rate. Tantangan dalam menggunakan model ini adalah bagaimana merumuskan persamaan yang tepat untuk memprediksi performance serta mengidentifikasi effort, limiting factors/actions dan constraint yang secara valid mempengaruhi performance tersebut.Â
Setelah semuanya terumuskan dan teridentifikasi baru modelnya bisa dibangun dan dilakukan simulasi. Pemodelan yang tepat akan menghasilkan BOT yang benar sehingga bisa digunakan sabagai acuan dan tindakan preventif di masa depan.
Keruntuhan Produk Telepon Seluler Nokia
Membicarakan dan membahas kasus keruntuhan sebuah produk yang pernah menjadi pemimpin pasar memang tidak pernah membosankan.Â
Banyak sudah artikel dan jurnal-jurnal bisnis yang membahas kasus Nokia dari berbagai macam sudat pandang keilmuan bisnis dan manajemen. Tak sedikit juga lesson learned yang didapat dari kasus tersebut.Â
Kali ini penulis akan membahasnya secara singkat dari sudut pandang systems thinking menggunakan model limits to growth. Dalam artikel ini, penulis menggunakan data sekunder dari internet sampai dengan Q3-2013 sebelum Nokia menjual brand telpon selulernya ke Microsoft pada bulan September 2013.Â
Â
Dari data di atas terlihat jelas bahwa puncak pertumbuhan Nokia terjadi di tahun 2007 setelah itu Nokia mengalami penurunan penjualan dan juga pangsa pasar.Â
Dalam industri tersebut, tahun 2007 merupakan tahun di mana terjadi perubahan dalam desain produk telpon seluler dari sisi software/operating system (OS) dan hardware.Â
Di tahun itu Apple mengeluarkan telpon cerdas pertamanya, yang hampir 100% touch-screen, menggunakan operating system-nya sendiri yaitu iOS.Â