Mohon tunggu...
Rizki Utama
Rizki Utama Mohon Tunggu... Lainnya - Berbagi Lewat Tulisan

Business System dan Business Process Management Professional - Alumni MM FEB Universitas Indonesia dan Teknik Industri Universitas Andalas

Selanjutnya

Tutup

Gadget Artikel Utama

Memahami "Core Competency" dari Nintendo

22 Juni 2020   11:16 Diperbarui: 22 Juni 2020   14:59 1519
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi bermain game di konsol NES (WIKI COMMONS/CC) via Kompas.com

Penyakit ini sering menjangkiti perusahaan besar yang menganggap remeh pesaing dan persaingan sehingga menjadi tidak kreatif, tidak inovatif dan "kurang greget". "Jangan kasih kendor" barangkali kata-kata yang cukup pas untuk Nintendo agar tidak kehilangan daya saingnya.

Yang keempat adalah Holdup (perampasan), ini bisa terjadi jika perusahaan terlalu banyak memberikan porsi proses value creation dalam value chain-nya kepada pihak luar seperti supplier atau sub-contractors. Sehingga, tanpa disadari terjadi perpindahan know-how, kompetensi dan skill ke pihak luar. Nintendo juga harus berhati-hati terhadap ini, termasuk kemungkinan "orang dalam yang berkhianat".

Kembali ke 30 tahun lalu, "teman-teman, sudah sore nih, pulang yuk", celetuk seorang teman saat itu. Kamipun lalu berhenti bermain dan bersama-sama merapikan konsol Nintendo Entertainment System yang sudah beberapa jam kami mainkan secara bergantian. 

Selepas pamit, sepanjang perjalanan pulang ke rumah masing-masing, dengan riang gembira, kami bercerita tentang keseruan permainan tadi sambil membuat rencana jadwal kunjungan berikutnya. (RU)

Referensi:

  1. Strategy and The Business Landscape: Core Concept, Pankaj Ghemawat, Prentice Hall , 1st edition, 2001.
  2. Company History, nintendo.co.jp
  3. Nintendo Consolidated Financial Statement, nintendo.co.jp 
  4. History of Nintendo, wikipedia.org  
  5. Why so many of the world's oldest companies are in Japan, bbc.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun