Nintendo adalah fun creator company, Nintendo tahu "how to create fun" ujar Yoshinori Hara - profesor di Kyoto University Graduate School of Management. Kemampuan inilah yang melekat pada Nintendo dari awal berdiri hingga saat ini.
Kemampuan itu juga yang menjadikan Nintendo bisa membuat produk yang disukai dan melegenda, Super Mario Bros dan Nintendo Entertainment System yang direlease tahun 1985 adalah buktinya.Bahkan ada produknya yang merupakan "the first" yang menguatkan Nintendo sebagai perusahaan yang kreatif dan inovatif.Â
Adaptability adalah kemampuan Nintendo berikutnya, transformasi produknya mulai dari permainan tradisional yang dibuat dengan tangan hingga menjadi produk yang futuristik pada zamannya serta penggunaan teknologi permainan mutakhir menjadi bukti nyata dari kemampuan tersebut. Tahu how to create fun, inovative, creative dan adaptability itulah Nintendo.
Tantangan ke Depan
Nintendo tidak selalu sukses dalam perjalanan bisnisnya. Masalah keuangan yang serius dan kegagalan bisnis pernah dialaminya. Mendirikan perusahaan taksi, jaringan TV, sampai menjual nasi instant pernah dicobanya, namun itu semua gagal dan akhirnya ditutup.Â
Meskipun demikian Nintendo masih tetap exist hingga saat ini. Umur perusahaan yang lebih dari 130 tahun dan tetap bertahan melalui berbagai macam krisis seperti perang yang menghancurkan Jepang, krisis ekonomi sampai wabah penyakit, menghadapi pergantian kekuasaan serta revolusi dalam industri dan bisnis, menjadi bukti bahwa Nintendo sebagai perusahaan yang tangguh dan punya kemampuan adaptasi dan survival yang tinggi.
Secara keuangan saat ini profitability Nintendo sangat bagus, berdasarkan consolidated financial statement for the year ended March 31, 2020 Nintendo membukukan keuntungan positif dengan ordinary profit sebesar 360.461 juta yen, naik 30% dari tahun sebelumnya.Â
Walaupun begitu untuk tetap terus bertahan Nintendo harus memperhatikan semua ancaman yang bisa mempengaruhi keberlanjutan (sustainabilty) bisnisnya.
Pankaj Ghemawat, seorang global strategist, dalam buku Strategy and The Business Landscape - Core Concepts memodelkannya sebagai The Four Threats to Sustainability yang terdiri dari imitation, substitution, slack dan holdup.Â
Slack bisa diartikan kendur, lamban atau lemah. Dalam konteks ini, slack merupakan ancaman internal yang biasanya terjadi karena perusahaan terjebak pada kejayaan masa lalu.Â