Jadi, sumber energi yang digunakan bisa berasal dari bermacam-macam sumber, yang paling populer itu adalah energi fosil seperti batubara dan minyak bumi. kedua material ini ada di dalam perut bumi dan sifatnya mudah terbakar, hasil pembakaran inilah yang nantinya dikonversi menjadi listrik dan bensin.
Selain sumber energi fosil ada juga nih alternatif lain, namanya sumber energi EBT (Energi Baru dan Terbarukan) seperti panas matahari, sumber energi dari angin, dari kekuatan air, dan juga dari nuklir.
Terus apa hubungannya dengan transisi sumber energi?
Tanpa kita sadari hampir semua sumber energi yang menopang peradaban manusia bergantung pada sumber energi yang ketersediaannya terbatas.
Sumber energi fosil perlu jutaan tahun untuk terbentuk, maka dari itu sifatnya terbatas, saking terbatasnya diprediksi cadangan sumber energi fosil dianggap sudah nggak bisa lagi menopang kebutuhan energi di seluruh dunia dalam beberapa tahun ke depan.
Sudahlah sifatnya terbatas, menghasilkan zat polutan pula.
Berdasarkan data kandungan zat polutan di atmosfer, disebutkan konsentrasinya tiba-tiba aja dalam 100 tahun terakhir kadarnya malah melonjak jadi 43 PPM. Itu terjadi sejak manusia mulai mengkonversi energi fosil jadi listrik dan BBM.
Kenaikan zat polutan ini juga diiringi dengan kerusakan lingkungan lain yang ujung-ujungnya berdampak pada sektor kehidupan manusia seperti sumber air bersih, rusaknya ketahanan pangan, dan juga lingkungan tempat kita mendapatkan sumber-sumber makanan.
Coba bayangin deh, di setiap lampu yang menyala di seluruh dunia, di setiap keramaian lalu lintas dan kemacetan, dan di setiap distribusi perdagangan di seluruh dunia, rupanya ada harga nggak kasat mata yang harus dibayar oleh peradaban kita, dan harganya itu mahal banget.
Harga yang dimksud yaitu kerusakan lingkungan. Jika suatu negara mengalami kerusakan lingkungan maka ini bisa jadi bencana ekonomi di masa mendatang.
Sekarang sudah tau kan seberapa pentingnya transisi energi untuk kehidupan di masa depan?