“Liga Inggris adalah kejuaraan dunia untuk para Manager”
Komentar Arsene Wenger mengenai kedatangan manager-manager papan atas di Liga Inggris musim ini adalah gambaran betapa liga sepakbola domestik paling populer di dunia ini menawarkan daya tarik besar bagi penikmat sepakbola.
Tidak hanya mementaskan sejumlah bintang sepakbola papan atas (yang sudah umum ditemukan di liga domestik lain), Liga Inggris juga menawarkan persaingan ketat diantara manager sepakbola papan atas.
Kapan lagi kita mendapati Pep Guardiola, Jose Mourinho, Antonio Conte, Juergen Klopp dan Arsene Wenger beradu taktik di dalam satu liga domestik?
Jangan lupakan pula keberadaan manager-manager lain sekelas Mauricio Pochettino, Claudio Ranieri, Ronald Koeman dan David Moyes yang menjanjikan kejutan-kejutan kuda hitam seperti yang ditorehkan Leicester City musim lalu.
Bisa dikatakan Liga Inggris kini menjelma menjadi Liga Championsnya para manager sepakbola papan atas.
Dengan keberadaan manager-manager papan atas di sejumlah klub elit, wajar kiranya jika kemudian prediksi juara Liga Inggris tidak lari jauh dari trio Chelsea, Manchester United (MU) dan Man City.
Setelahnya duo Arsenal dan Liverpool masih masuk hitungan kandidat juara disusul Tottenham Hotspurs dan Leicester City.
Mengedepankan trio Chelsea, MU dan City dalam kandidat utama juara jelaslah banyak dipengaruhi keberadaan manager baru di ruang ganti mereka.
Tengok keberadaan Antonio Conte di ruang ganti Stamford Bridge.
Pria inilah yang membangkitkan Juventus dari mimpi buruk Calciopoli dengan menjuarai Serie A Italia di musim perdananya sebagai pelatih Si Nyonya Tua.
Hebatnya lagi, Conte memenangkan trofi Scudetto tanpa sekalipun mengalami kekalahan.
Bukan tidak mungkin, musim perdana Conte bersama Chelsea akan semanis musim perdana bersama Juventus.
Sulitnya, Conte mendapati di kubu lawan terdapat sejumlah pemikir taktik ulung sekelas Guardiola dan Mourinho.
Soal juara di musim perdana, Guardiola bahkan lebih dahsyat daripada Conte.
Musim perdana Pep bersama Barcelona berbuah treble winner La Liga, Copa Del Rey dan Liga Champions.
Adalah seorang Jose Mourinho yang memupus kegemilangan Guardiola saat masih menangani Barcelona.
Musim perdana The Spesial One di Madrid memang tidak membuahkan gelar La Liga, tetapi Madrid dibawanya menaklukkan Barcelona pada final Copa Del Rey.
Gelar Copa Del Rey yang membangun kepercayaan diri Real Madrid atas superioritas Barcelona saat itu.
Terbukti, pada musim selanjutnya Real Madrid beneran menjadi juara La Liga saat Barcelona masih ditangani Pep.
Kebayang bukan bagaimana serunya Liga Inggris mendapati Pep dan Mourinho berada di satu liga domestik lagi?
Seru, heboh dan ramai mengenai kedatangan tiga manager papan atas di Liga Inggris tidak membuat orang melupakan keberadaan Wenger dan Klopp, manager papan atas yang sebelumnya sudah berada di Liga Inggris.
Adalah Wenger dan Klopp sebagai “penghuni lama” Liga Inggris yang dianggap punya kapasitas untuk beradu taktik dengan Pep, Conte dan Mourinho.
Jangan lupakan bagaimana pemahaman Wenger akan Liga Inggris selama bertahun-tahun.
Klopp juga sudah menunjukkan setengah musim pertamanya bersama Liverpool cukup impresif dengan raihan dua tiket ke final Piala Liga dan final Europa League.
Dua tiket final yang jadi sinyal bahwa pria Jerman ini menjanjikan Liverpool yang lebih ganas jika ditanganinya sejak awal musim.
Pochettino yang mengejutkan dengan Spurs musim lalu dan Ranieri yang mendapati gelar Liga perdananya bersama Leicester juga punya kapabilitas untuk bertarung ke tangga juara.
Pertarungan pekan-pekan terakhir Liga Inggris musim lalu yang melibatkan dua manager ini adalah pemandangan langka yang masih punya potensi untuk terulang.
Ya, trio wajah baru Guardiola, Conte serta Mourinho (dianggap baru karena berada di tim yang baru) mendapati wajah lama Wenger, Ranieri, Klopp dan Pochettino punya potensi menggagalkan musim perdana mereka dengan tim yang baru.
Apalagi jika melihat sejarah juara Liga Inggris dalam 10 tahun terakhir dimana hanya 3 orang manager baru di klub baru yang mampu langsung meraih juara.
Tiga orang itu adalah Carlo Ancelotti bersama Chelsea pada musim 2009/2010, Manuel Pellegrini bersama Man City pada musim 2013/2014 dan Claudio Ranieri bersama Leicester City musim lalu.
Jika dikerucutkan lagi pada kriteria manager yang baru merasakan atmosfer Liga Inggris, maka dalam 10 tahun terakhir hanya Ancelotti dan Pellegrini manager yang mengangkat trofi juara pada musim perdana di Liga Inggris.
Bagaimana pun Liga Inggris bukan liga yang mudah untuk ditaklukkan.
Dalam 10 tahun terakhir pula tercatat sejumlah manager papan atas hadir di Liga Inggris namun gagal atau minimal menunggu musim berikutnya untuk bisa meraih sukses.
Roberto Mancini menunggu sampai musim keduanya di Man City pada musim 2011/2012 untuk memenangkan Liga Inggris dengan hanya menang selisih gol dari MU.
Bahkan seorang Jose Mourinho yang sempat juara pada kesempatan pertama di Liga Inggris musim 2004/2005 pun harus menunggu sampai musim keduanya untuk mengangkat trofi juara Liga Inggris pada periode kedua bersama Chelsea di musim 2014/2015.
Ranieri masih lebih baik karena pada kesempatan kedua di Liga Inggris dirinya langsung juara bersama tim barunya Leicester City, sebuah pencapaian yang menjadi kejutan besar musim lalu.
Dengan hanya 2 manager yang mampu memenangkan Liga Inggris pada kesempatan perdana berada di liga terketat ini, praktis Liga Inggris dalam 10 musim terakhir selalu dimenangkan oleh manager yang sudah beradaptasi terlebih dahulu (ini juga memasukkan Ranieri yang sudah memahami Liga Inggris bersama Chelsea sebelum menukangi Leicester).
Kecenderungan ini jadi sinyal waspada bagi Conte dan Guardiola.
Manager-manager yang sudah beradaptasi dan mengenai Liga Inggris seperti Mourinho, Wenger, Klopp dan Ranieri punya modal awal berupa pengenalan atmosfer Liga Inggris yang lebih baik.
Inilah tantangan sejarah bagi Conte dan Guardiola sebagai orang baru di Liga Inggris, sekaligus tantangan bagi Mourinho jika rujukannya hanya 3 manager yang bisa juara Liga Inggris bersama tim baru dalam 10 tahun terakhir.
Sejarah sudah mencatat, Liga Inggris dalam satu dekade lebih ramah dengan mereka yang sudah mengenal atmosfer liga dan kurang bersahabat dengan mereka yang baru dengan timnya.
Conte, Pep dan Mourinho dalam misi menuliskan sejarah baru.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H