Dalam 10 tahun terakhir pula tercatat sejumlah manager papan atas hadir di Liga Inggris namun gagal atau minimal menunggu musim berikutnya untuk bisa meraih sukses.
Roberto Mancini menunggu sampai musim keduanya di Man City pada musim 2011/2012 untuk memenangkan Liga Inggris dengan hanya menang selisih gol dari MU.
Bahkan seorang Jose Mourinho yang sempat juara pada kesempatan pertama di Liga Inggris musim 2004/2005 pun harus menunggu sampai  musim keduanya untuk mengangkat trofi juara Liga Inggris pada periode kedua bersama Chelsea di musim 2014/2015.
Ranieri masih lebih baik karena pada kesempatan kedua di Liga Inggris dirinya langsung juara bersama tim barunya Leicester City, sebuah pencapaian yang menjadi kejutan besar musim lalu.
Dengan hanya 2 manager yang mampu memenangkan Liga Inggris pada kesempatan perdana berada di liga terketat ini, praktis Liga Inggris dalam 10 musim terakhir selalu dimenangkan oleh manager yang sudah beradaptasi terlebih dahulu (ini juga memasukkan Ranieri yang sudah memahami Liga Inggris bersama Chelsea sebelum menukangi Leicester).
Kecenderungan ini jadi sinyal waspada bagi Conte dan Guardiola.
Manager-manager yang sudah beradaptasi dan mengenai Liga Inggris seperti Mourinho, Wenger, Klopp dan Ranieri punya modal awal berupa pengenalan atmosfer Liga Inggris yang lebih baik.
Inilah tantangan sejarah bagi Conte dan Guardiola sebagai orang baru di Liga Inggris, sekaligus tantangan bagi Mourinho jika rujukannya hanya 3 manager yang bisa juara Liga Inggris bersama tim baru dalam 10 tahun terakhir.
Sejarah sudah mencatat, Liga Inggris dalam satu dekade lebih ramah dengan mereka yang sudah mengenal atmosfer liga dan kurang bersahabat dengan mereka yang baru dengan timnya.
Conte, Pep dan Mourinho dalam misi menuliskan sejarah baru.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H