KESIMPULAN
    Etika interaksi tokoh publik menjadi perhatian penting dalam masyarakat yang semakin terbuka dan kritis. Perilaku yang merendahkan harga diri orang lain, terutama di ruang publik, bukan hanya mencederai individu yang bersangkutan tetapi juga merusak nilai-nilai sosial yang dijunjung tinggi. Kasus Gus Miftah mengajarkan kita pentingnya refleksi diri, terutama bagi tokoh publik, untuk selalu menjaga sikap yang menghormati martabat sesama manusia.Sebagai masyarakat, kita juga perlu memahami bahwa setiap individu memiliki hak yang sama untuk diperlakukan dengan hormat, tanpa memandang status sosial atau profesinya. Pendekatan sosiologi terhadap kasus ini memberikan wawasan yang lebih luas tentang bagaimana etika dan interaksi sosial dapat membentuk hubungan yang lebih adil dan bermartabat di tengah masyaraka
DAFTAR PUSTAKA
Akhirudin, F., & Nurjaman, U. (2022). Komunikasi dan human relation pendidikan berbasis agama filsafat, psikologi dan sosiologi. Al Qalam: Jurnal Ilmiah Keagamaan dan Kemasyarakatan, 16(1), 171-184.
Susanto, Ahmad Taufik. (2021). Komunikasi dan Etika dalam Perspektif Sosiologi. Jakarta: Prenada Media Group.
Rahmat, Jalaludin. (2022). Psikologi Komunikasi: Interaksi dan Etika Sosial. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Nugroho, Rinto Aji. (2020). Etika Tokoh Publik di Era Digital: Kajian Sosiologi dan Agama. Yogyakarta: Deepublish.
Effendy, Onong Uchjana. (2021). Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Hidayat, Arif. (2023). Pengaruh Media Sosial terhadap Etika Tokoh Publik. Surabaya: Airlangga University Press.
Widodo, Arief Budiman. (2022). Interaksi Sosial dalam Perspektif Multikulturalisme. Malang: UB Press.
Iswanto, Muhammad Faisal. (2023). Agama dan Etika Sosial: Perspektif Tokoh Publik di Indonesia. Yogyakarta: LKiS.