Mohon tunggu...
Rizki Mubarok
Rizki Mubarok Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa

Seorang Melankolis Muda yang Gemar Bertualang dalam Sakralitas Peradaban Semu

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Hustle Culture

25 Maret 2024   03:06 Diperbarui: 25 Maret 2024   03:19 215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"If you want to be productive, wake up early.

If you want to be creative, stay up late".

—Zach Progob

...

Mungkin kita pernah mendengar sebuah pepatah yang mengatakan bahwa "Proses tidak pernah mengkhianati hasil". Ya, memang demikian nyatanya. Jika kita komparasi kan di kehidupan nyata, apapun yang ingin kita gapai pasti perlu diperjuangkan dan di korbankan, entah itu waktu, tenaga, pikiran, bahkan materi. Nah, apakah kalian juga pernah mendengar sebuah ungkapan yang mengatakan bahwa "Sesuatu yang berlebihan itu tidak baik?" Ya, itu juga benar adanya.


Sebuah premis yang sangat bertentangan sekali, bukan? lalu mana yang harus kita percayai?

Dalam artikel kali ini, saya ingin berbagi sebuah pandangan tentang pekerjaan. Hal yang menurut saya paling banyak di bahas ketika seseorang mempunyai sebuah cita cita atau mimpi yang besar.

"HUSTLE CULTURE"
Sebuah istilah baru di dunia maya yang mungkin sangat jarang di dengar ataupun di ketahui. Lalu, apakah itu?

Hustle Culture merupakan sebuah fenomena dimana seseorang menerapkan sebuah gaya hidup untuk bekerja melebihi batas waktu demi mencapai sebuah tujuan untuk keberhasilan. Jika ditarik point of view nya, rata rata kecenderungan seseorang untuk menjadi "workaholic" adalah dorongan psikologis seseorang untuk mencapai sebuah target yang diimpikan. Ketika biasanya kita mengerjakan sesuatu 1-2 jam, ini bisa sampai 5 jam atau lebih. Dalam pekerjaan misalnya jam kerjanya 35-40 jam per minggu, ia bisa sampai 50 jam karena mengejar target yang ia inginkan. Karena ketika seseorang memiliki sebuah target yang besar, pasti akan berusaha semaksimal mungkin sampai hasil itu tercapai bukan?

Ya, tidak ada salahnya memang untuk terus berusaha. Bahkan makna "usaha sampai titik darah penghabisan" merupakan sebuah mindset yang sering ditanamkan bagi para pekerja keras. Entah itu para pegawai kantor yang bekerja lebih dari 8 jam sampai ia harus lembur demi sepeser rupiah, Mahasiswa yang sedang menyusun skripsi sampai harus begadang tiap hari tanpa tidur demi skripsi nya selesai, seorang pelajar yang sedang menyiapkan ujian sampai harus begadang demi menghafal semua materi yang akan diujikan esok hari, atau hal lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun