Mohon tunggu...
M Rizki Ibrahim
M Rizki Ibrahim Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

.

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Fenomena FOMO (Fear of Missing Out) di Era Digital

1 Januari 2025   19:18 Diperbarui: 1 Januari 2025   19:27 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Worklife. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Mengatasi FOMO (Fear of Missing Out) membutuhkan kesadaran diri dan upaya sadar untuk mengubah pola pikir serta kebiasaan. Berikut adalah beberapa strategi praktis yang dapat membantu Anda mengelola FOMO dan meningkatkan kesehatan mental:

1. Batasi Waktu Media Sosial

Mengurangi jumlah waktu yang dihabiskan untuk menggunakan media sosial dapat membantu seseorang mencurahkan perhatian mereka pada hal-hal yang paling penting dalam hidup mereka.

2. Fokus pada Kehidupan Nyata

Dampak FOMO dapat dikurangi dengan menghargai momen-momen kecil dalam kehidupan sehari-hari dan menjalin hubungan yang nyata dengan orang-orang di sekitar Anda.

3. Ingat bahwa Media Sosial Tidak Sepenuhnya Nyata

Sadarilah bahwa kehidupan seseorang yang ditampilkan di media sosial hanyalah sebagian kecil darinya, bukan gambaran utuh dirinya.

Kesimpulan

FOMO atau Fear of Missing Out adalah fenomena psikologis yang semakin relevan di era digital ini. Meskipun dapat berdampak negatif pada kesehatan mental, pemahaman yang lebih baik tentang FOMO memungkinkan kita untuk mengembangkan strategi efektif dalam mengatasinya. Penting untuk diingat bahwa kebahagiaan sejati tidak selalu berasal dari keterlibatan dalam setiap momen atau tren, tetapi dari kemampuan kita untuk menghargai dan menikmati apa yang kita miliki saat ini.

Dengan menerapkan strategi seperti membatasi penggunaan media sosial, mempraktikkan mindfulness, dan fokus pada hubungan nyata, kita dapat mengurangi dampak FOMO dan meningkatkan kualitas hidup kita. Akhirnya, penting untuk memahami bahwa FOMO bukanlah sesuatu yang harus sepenuhnya dihindari, tetapi lebih kepada bagaimana kita mengelolanya. Dengan kesadaran dan upaya yang tepat, kita dapat mengubah FOMO menjadi dorongan positif untuk terhubung dengan orang lain dan mengalami hal-hal baru, sambil tetap menjaga keseimbangan dan kesehatan mental kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun