Saat ini siap dengan model online sementara hanya ada 8 mitra itu, bukalapak, ruangguru, dan lain-lain. Nantinya akan ditambah lagi mitranya jika mereka siap, yang menjadi pertimbangan adalah Kartu Prakerja ini dilaksanakan terlebih dulu secara bertahap karena saat ini banyak masyarakat yang terdampak corona secara ekonomi . Di masa seperti sekarang, banyak orang butuh bantuan termasuk bantuan keuangan. Seperti diketahui bersama di konsep kartu prakerja, setiap peserta pelatihan dapat Rp 600 ribu per orang setiap bulan selama 4 bulan. Ini juga termasuk bantuan untuk bertahan hidup di situasi sulit ini.
Perusahaan mitra tadi hanya sebagai mediator, mempertemukan para pelatih dengan orang yang akan dilatih. Seperti ruangguru. Aplikasi itu mempertemukan guru dan murid. Jadi sebenarnya yang diuntungkan bukan perusahaan mitranya, tetapi para pengajar. Ada guru, ada wiraswatawan, ada montir, dan lain-lain. Mereka inilah yang jadi pengajar dan mendapat insentif dari apa yang mereka ajarkan.Di situasi corona ini, orang-orang praktisi itu juga kena imbas. Makanya uang yang dikucurkan untuk pelatihan itu juga berguna untuk para pengajar di pelatihan online itu.(sumber:https://www.tagar.id/denny-siregar-kartu-prakerja-dan-staf-khususmilenial/?source=twitter)
Terlepas dari pendapat tersebut sebagai catatan bersama harus diakui juga bahwa ketimpangan akses yang masih ada di Indonesia menjadikan progam ini tidak dapat diakses oleh semua orang. Sehingga mengantisipasi hal tersebut Pemerintah melalui Disnaker membuka pintu bagi Masyarakat yang ingin berpartisipasi dan kesulitan untuk mengakases dapat berkonsultasi melalui Disnaker seingga akan difasilitasi. Di tengah kondisi seperti saat ini Pemerintah mengusahakan semua yang terbaik bagi berbagai kemungkinan keadaan. Seperti kemungkinan dampak covid-19 di sektor ekonomi Dan dari opini saya kenapa progam ini tetap berjalan setidaknya ada dua alasan.
Pemerintah ingin menciptakan peluang kerja yang lebih besar melalui wirausahawan atau lapangan kerja baru. Bagaimana bisa di tengah pandemi dan gelombnag PHK yang besar dapat menciptakan peluang kerja yang besar? Disinilah saya melihat bahwa progam pra kerja ini tetap dilakukan karena dengan keadaan ekonomi yang fluktuatif dan salah satu opsi atau upaya yang  ditempuh adalah dengan memberikan pelatihan kepada masyarakat yang terdampak PHK tadi agar memiliki tambahan kompetensi, yang dimana dimaksudkan agar semoga saja nantinya mampu berdikari sehingga memunculkan ide bisnis baru atau lapangan pekerjaan baru sehingga mampu menyerap tenaga kerja di sekitarnya, yang dapat dianalogikan seperti efek bola salju.Â
Kenapa tidak memberikan bahan makanan saja, dengan anggaran seperti itu dan keadaan seperti sekarang mayarakat jauh lebih memerlukan bantuan seperti bahan pangan, kenapa tidak seperti itu saja? Hal tersebut tidak salah, harus diakui juga bahwa kondisi sosial ekonomi kita sangat beragam, ada masyarakat yang masih mampu bertahan di tengah pandemi seperti sekarang namun ada juga masyarakat yang sangat terbebani dengan keadaan sekarang. Namun perlu dicatat juga bahwa Pemerintah saat ini telah mengeluarkan setidaknya 9 kebijakan atau isntruksi terkait upaya atau respon terhadap covid-19 dalam sektor perekonomian, dan diantaranya adalah memberikan paket bantuan bahan makanan terhadap warga yang tidak mampu dengan memberikan tambahan sebesar Rp 50.000 kepada para pemegang kartu sembako murah selama enam bulan ke depan. Sehingga nantinya peserta kartu sembako secara keseluruhan akan menerima total Rp 200.000 per keluarga per bulan.Â
Untuk menjalankan rencana tersebut, pemerintah mengalokasikan anggarkan sebesar Rp 4,56 triliun. Sehingga disini saya melihat Pemerintah ingin masyarakat tidak sepenuhnya bergantung atau ketergantungan terhadap bantuan-bantuan tadi akan tetapi juga dapat mengembangkan bantuan tersebut, nah disinilah saya melihat peran dari progam pra kerja dimana agar masyarakat melalui pemberian materi  keterampilan tadi dapat bertahan dan mengembangkan diri agar tidak ketergantungan secara terus-menerus. Pemerintah ingin masyarakatnya selain dapat bertahan tapi juga mandiri sehingga anggaran tidak hanya habis untuk kegiatan sosial namun juga produktif sehingga kondisi ekonomi tidak akan jatuh lebih terpuruk lagi karena di masa seperti saat ini tidak hanya kondisi sosial saja yang perlu diselamatkan namun juga ekonomi, baik dalam skala makro maupun mikro. Salah satunya melalui upgrading soft skill.Â
Pemerintah ingin menumbuhkan kemandirian ekonomi di Masyarakat. Seperti yang dijelaskan sebelumnya, melalui progam pra kerja ini Pemerintah berupaya sebaik mungkin agar bagaimana dapat mengatasi covid-19 yang berdampak di berbagai sektor dapat tertatasi semua, baik itu kesehatan, sosial, maupun ekonomi, semuanya saling berkesinambungan. Sehingga Pemerintah memiliki proyeksi bahwa semua sektor tadi dapat diakomodasi, di sektor ekonomi contohnya seperti saat ini berupaya meningkatkan soft skill masyarakat agar tetap produktif dan dapat lebih mengembangkan kemampuanya, sehingga tidak hanya dapat bersaing tapi juga dapat memunculakn ide atau gagasan baru. Meskipun ada yang berpendapat bahwa paket pembelajaran yang diberikan banyak yang tidak relevan sehingga tidak berefek pada sektor yang terdampak.
Namun agar berimbang dan adil saya juga memiliki catatan bagi Pemerintah dalam progam Pra Kerja ini, diantaranya adalah
Progam Pra Kerja ini masih minim sosialisasi, bahkan bagi saya sendiri maupun orang disekitar saya yang masih dapat mengakases informasi masih sedikit awam terhadap bagaimana kriteria penilaian dalam progam ini, siapa saja yang boleh ikut serta, dan apa jaminan yang dapat diberikan progam ini selain insentif tadi yang relevan dengan dunia kerja dan dapat berkesinambungan. Hal-hal seperti tadi masih belum terjawab jelas. Ada baiknya apabila Pemerintah melalui Kemnaker melakukan upaya sosialisasi secara masif dan terbuka terhadap hal-hal tersebut.
Objektivitas dalam survei yang diadakan setelah menerima progam pelatian. Seperti yang diketahui bahwa bagi para peserta pra kerja akan mendapatkan sejumla insentif setelah mengisi survei penilaian setelah menerima progam pembelajaran. Namun perlu diperhatiakn aspek objektivitas dalam survei tersebut nantinya apakah sudah sesuai. Apaka penilaian benar-benar pbjektif atau hanya formalitas agar mendapat insentif tersebut sehingga diisi ala kadarnya.
Progam Pra Kerja memang masih sangat baru. Sehingga wajar menimbulkan pro dan kontra. Namun kita harus tetap proporsional dalam menyikapi, terlebih di masa pandemi seperti saat ini. Di akhir  tulisan ini saya mengutip perkataan dari salah satu publik figur yaitu Fiersa Besari "Sekali lagi ini hanya sudut pandang saya, bisa benar, bisa salah, karena memandang masalah tidak perlu saling menyudutkan, salam..."