Mohon tunggu...
RIZKI FEBY WULANDARI
RIZKI FEBY WULANDARI Mohon Tunggu... Editor - Mencoba menyelaraskan kata dan laku.

Menorehkan segala ambisi dan luka di atas tinta, bukan bermaksud apa-apa. Hanya saja terdapat kelegaan di sana. Pelajaran yang tercatat tidak akan musnah meski waktu menggerusnya.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Semakin Cepat Mengutarakan; Semakin Cepat Melupakan

21 Oktober 2022   00:14 Diperbarui: 21 Oktober 2022   00:15 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Kegagalan atau kesalahan kita hari ini bukan menjadi deklarasi diri kita tiada arti. Pun, begitulah yang orang bijak ujarkan. Sama halnya dengan."Hari buruk yang terjadi hari ini bukan menjadi tolak ukur masa depan mu hancur.

Malam itu entah apa yang dilakukan Nisrina. Apakah hal itu suatu kebodohan atau jalan keluar yang selama ini ia idamkan.

Conves, definisi yang akhir-akhir ini beredar di sekitar kita yang dalam arti lazimnya yaitu mengakui. Dalam konteks ini yaitu mengakui atau bisa dibilang menyatakan perasaan pada seseorang.

Seperti halnya itu, kelakuan Nisrina yang dilanda kebingungan menghadapi perasaannya yang tidak menemui ujung. Perasaan cinta yang tumbuh tiba-tiba tanpa ada yang meminta dan tanpa ada yang mengharapkannya.

Apa Harapan dari Perasaan Tak Terbalaskan?

Kurasa tak ada satupun manusia yang berniat menghadirkan cinta yang akhirnya bertepuk sebelah tangan, bukankah begitu sobat Mojok. Tidak menafikan, namun nyatanya realita yang tersaji tak berkata demikian. Cinta yang penuh ketulusan dan tidak mengharap balasan sedikitpun ialah ibunda seorang.

Ia dikaruniai hati duplikat dari malaikat. Meskipun begitu, tetap saja akan sakit jika si anak malah tidak tahu diri melupakannya. Dilindungilah ia dengan jaminan betapa besarnya azab durhaka terhadap orang tua, terutama ibunda.

Memang ini bukan ingin membandingkan besarnya cinta orang tua dengan manusia lainnya. Bukan pula ingin disandingkan atau bagaimana. Jelas berbeda, hanya saja dalam diskursus yang tertulis di sini ialah hati ibu yang tulus mencintai tanpa balas tetap diberi kesempatan untuk terluka jika tidak berbalas demikian. Bukan sebanding hanya terbalaskan dulu saja.

Apalagi cinta antar dua insan, laki perempuan. Jika bertolak sebelah tangan, ya tetap sakit bukan main. Inilah yang Nisrina rasakan sekarang.

Perasaan yang tumbuh tanpa diminta ini berlangsung sejak satu tahun yang lalu. Berawal sayang tapi ternyata lebih tepatnya bisa didefinisikan cinta lokasi atau Cinlok bahasa hari ini kepada Doni. Nahasnya, hanya perasaan Nisrina seorang yang ditumbuhkan.

Awal yang menyeretnya merasakan indah perhatian dan ketulusan Doni yang membuat Nisrina jatuh hati. Sikap dingin Doni menjadi nilai tambah tersendiri. Entahlah, sikap cuek seorang laki-laki terkadang menjadikan ia tambah mempesona.

Perasaan cinta Nisrina ke Doni sebenarnya bukan salah keduanya. Doni berlaku sebagaimana biasanya hanya saja Doni merasa care dengan orang terdekat tapi tidak setiap orang mendapatkan perhatiannya.

Nisrina pun juga tidak sengaja terpana dengan ketulusan seorang yang basic-nya cuek. Ia pun mengira bahwasanya Doni juga menyukainya.

Ujung tanduk perkuliahan ditentukan oleh perskripsian. Mereka berdua sudah memasuki semester akhir. Posisi yang tidak menguntungkan Nisrina yang tidak ada kejelasan diketahui sobat dekatnya. Nisrina sudah tidak sanggup menahan rasa yang ada di dalam dada. Curhatlah ia ke Wina.

Baru kali ini, sebenarnya Nisrina seorang yang pada awal mulanya tak pernah sedikitpun mempercayakan masalah yang ia rasa untuk diketahui orang sekitar, meskipun itu teman dekatnya.

Poin pertama untuk Nisrina, ia menjadi pribadi yang lebih terbuka. Ia mencoba menegaskan perasaan yang ia punya. Dari Nisrina pribadi yang tertutup kini mulai membuka karena beban yang ia tanggung sangat berat.

Wina yang mengetahui kegundahan sahabatnya tidak tinggal diam. Ia berusaha menyeret Nisrina keluar dari kubangan ketidakjelasan ini.

Doni merupakan pribadi yang tertutup juga. Sehingga sulit sekali mengetahui perasaan terdalamnya. Melalui Wina, Nisrina tahu bahwasanya Doni tidak ada rasa yang sama padanya. Nisrina mengutarakan perasaannya kepada Doni melalui Wina.

Wina pun, memberi pengertian pada Sohibnya bahwa Doni tidak punya perasaan serupa dan menyarankan untuk melanjutkan hidup tanpa ada harapan Doni bisa membalas demikian.

Tidak ada pula alasan yang jelas mengapa Doni tidak ada rasa yang sama. Nisrina juga enggan meminta kejelasan akan  hal itu, karena Kembali ia tak sanggup mengetahui hal yang menggoncang egonya.

Enam bulan setelah "Conves" berlalu. Penelitian mulai beranjak ke pendadaran. Nisrina sudah menamatkan gelar S-1 nya tiga bulan yang lalu. Dua hari lagi Doni menyusul melakukan pendadaran.

Apakah perasaan Nisrina sudah berubah? Tentu saja belum. Enam bulan terakhir ia sudah mencari berbagai cara untuk melupakan dambaan hatinya. Bergantian cowok yang mendekati dan berusaha merebut hati Nisrina tak kunjung berhasil pula.

Nisrina yang sebetulnya tidak memiliki perasaan dengan berbagai cowok yang mendekat. Hanya saja ia berharap semoga lelaki yang mendekat bisa menjadi obat untuk melupakan Doni.

Jika ada orang yang berpendapat, lebih baik dicintai daripada mencintai, ini bertolak belakang dengan Nisrina. Menikmati rasa cinta seorang yang tidak kita cintai juga menjadi beban berat tersendiri.

Kebingungannya karena tidak ada yang perlu dibenci dari seorang Doni, menjadikan alasan untuk tidak mampu melupakan. Hari pendadarannya Doni menjadi momen yang tidak Nisrina sia-siakan.

Nisrina mengunjunginya untuk mengucapkan selamat sekaligus meminta bantuan pada Doni, untuk mencoba melupakanya. Nisrina menanyakan perihal pernyataan WIna dan mengakui dengan mulutnya sendiri. Akan tetapi, kali ini berbeda tujuan.

Tidak hanya sekadar agar Doni mengetahui apa yang ada dalam perasaan Nisrina, melainkan cara ini yang ingin Nisrina gunakan untuk melupakan Doni.

Setelah pendadaran hanya selang beberapa minggu untuk perayaan wisuda. Setelah itu, Nisrina akan melanjutkan pendidikannya ke London. Ia tidak ingin jika ada semacam perasaan yang belum selesai di Indonesia.

Ia berniat ingin melupakan Doni dan melanjutkan hidup secara lebih damai. Beruntunglah gagal move on selama ini tidak mengganggu proses penelitian skripsinya.

Setelah mengutarakan sendiri dan meminta bantuan untuk melupakan Doni pada pujaan hatinya sendiri, ia mulai sadar. Bahwasanya, betapa tidak peduli Doni padanya. Doni terdiam dan tidak mampu mengatakan apa-apa.

Hal ini jujur sangat melukai perasaan Nisrina. Memang sebenarnya hal ini yang Nisrina cari. Cara agar ia merasa sakit hati pada Doni.

Sakit hingga ia Lelah dan mundur dengan sendirinya. Alasan terkuat ia ingin melupakan pria yang ia cinta ialah; jika peluang memiliki kecil, lupakan. Jika rasa ini masih dirawat tidak ada lagi peluang untuk orang lain masuk.

Tujuan Nisrina bersikukuh mencari cara melupakan Doni karena ia tidak mau jika telah datang jodoh sebenarnya perasaan cinta ke Doni masih ada.

Nisrina dengan perasaan yang terluka ini berharap di luar sana ada pria tulus dan mencintainya dan Nisrina juga mencintainya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun