Mohon tunggu...
RIZKI FEBY WULANDARI
RIZKI FEBY WULANDARI Mohon Tunggu... Editor - Mencoba menyelaraskan kata dan laku.

Menorehkan segala ambisi dan luka di atas tinta, bukan bermaksud apa-apa. Hanya saja terdapat kelegaan di sana. Pelajaran yang tercatat tidak akan musnah meski waktu menggerusnya.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Semakin Cepat Mengutarakan; Semakin Cepat Melupakan

21 Oktober 2022   00:14 Diperbarui: 21 Oktober 2022   00:15 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Perasaan cinta Nisrina ke Doni sebenarnya bukan salah keduanya. Doni berlaku sebagaimana biasanya hanya saja Doni merasa care dengan orang terdekat tapi tidak setiap orang mendapatkan perhatiannya.

Nisrina pun juga tidak sengaja terpana dengan ketulusan seorang yang basic-nya cuek. Ia pun mengira bahwasanya Doni juga menyukainya.

Ujung tanduk perkuliahan ditentukan oleh perskripsian. Mereka berdua sudah memasuki semester akhir. Posisi yang tidak menguntungkan Nisrina yang tidak ada kejelasan diketahui sobat dekatnya. Nisrina sudah tidak sanggup menahan rasa yang ada di dalam dada. Curhatlah ia ke Wina.

Baru kali ini, sebenarnya Nisrina seorang yang pada awal mulanya tak pernah sedikitpun mempercayakan masalah yang ia rasa untuk diketahui orang sekitar, meskipun itu teman dekatnya.

Poin pertama untuk Nisrina, ia menjadi pribadi yang lebih terbuka. Ia mencoba menegaskan perasaan yang ia punya. Dari Nisrina pribadi yang tertutup kini mulai membuka karena beban yang ia tanggung sangat berat.

Wina yang mengetahui kegundahan sahabatnya tidak tinggal diam. Ia berusaha menyeret Nisrina keluar dari kubangan ketidakjelasan ini.

Doni merupakan pribadi yang tertutup juga. Sehingga sulit sekali mengetahui perasaan terdalamnya. Melalui Wina, Nisrina tahu bahwasanya Doni tidak ada rasa yang sama padanya. Nisrina mengutarakan perasaannya kepada Doni melalui Wina.

Wina pun, memberi pengertian pada Sohibnya bahwa Doni tidak punya perasaan serupa dan menyarankan untuk melanjutkan hidup tanpa ada harapan Doni bisa membalas demikian.

Tidak ada pula alasan yang jelas mengapa Doni tidak ada rasa yang sama. Nisrina juga enggan meminta kejelasan akan  hal itu, karena Kembali ia tak sanggup mengetahui hal yang menggoncang egonya.

Enam bulan setelah "Conves" berlalu. Penelitian mulai beranjak ke pendadaran. Nisrina sudah menamatkan gelar S-1 nya tiga bulan yang lalu. Dua hari lagi Doni menyusul melakukan pendadaran.

Apakah perasaan Nisrina sudah berubah? Tentu saja belum. Enam bulan terakhir ia sudah mencari berbagai cara untuk melupakan dambaan hatinya. Bergantian cowok yang mendekati dan berusaha merebut hati Nisrina tak kunjung berhasil pula.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun