Mohon tunggu...
Rizki Ararhman
Rizki Ararhman Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Saya adalah seorang mahasiswa aktif di kampus UIN MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG Fakultas Ekonomi Jurusan Perbangkan Syari’ah

‘’ Beri aku 1000 orang tua niscaya akan ku cabut semeru dari akar-akarnya, beri aku 10 pemuda niscaya akan ku guncangkan dunia’’ (Ir. Soekarno) Mahasiswa adalah adalah mereka para pemuda pemudi mereka juga agen perubahan; melalui pengetahuan dan aksi, mereka membentuk masa depan bangsa. Kepemimpinan dimulai dengan keberanian untuk bermimpi dan berani mengambil tindakan, bersama kita maju, bersama kita bisa!

Selanjutnya

Tutup

Hukum

Pandangan terhadap Pancasila Vs Agama sebagai Ideologi NKRI

7 Oktober 2024   11:42 Diperbarui: 7 Oktober 2024   16:28 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sila keempat, "Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan," menggambarkan pentingnya dialog dan musyawarah. Dalam konteks agama, banyak ajaran yang mendorong kita untuk berdiskusi dan mencari solusi bersama. Hal ini bisa dilihat dalam berbagai forum antarumat beragama yang diadakan untuk menyelesaikan masalah sosial dan memperkuat kerukunan.

Terakhir, sila kelima, "Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia," mengajak kita untuk memperhatikan kesejahteraan semua pihak. Banyak ajaran agama yang menekankan pentingnya keadilan dan kepedulian terhadap sesama. Prinsip ini sejalan dengan semangat Pancasila dalam menciptakan masyarakat yang adil dan sejahtera.

Namun, tantangan tetap ada. Terkadang, perbedaan pandangan dalam beragama bisa menimbulkan konflik. Di sinilah pentingnya peran Pancasila sebagai fondasi untuk menjaga kerukunan. Dengan memahami nilai-nilai Pancasila, kita dapat menemukan titik temu dalam perbedaan, sehingga konflik bisa dihindari.

Pancasila juga mendorong toleransi antaragama. Dalam konteks ini, pendidikan tentang Pancasila dan ajaran agama sebaiknya disampaikan secara bersamaan. Generasi muda perlu diajarkan untuk memahami bahwa perbedaan bukanlah halangan, melainkan sebuah kekayaan yang harus dirayakan.

Kesimpulannya, Pancasila dan agama saling melengkapi dalam membangun masyarakat Indonesia yang harmonis. Keduanya memiliki peran penting dalam membentuk karakter bangsa. Dengan memahami dan mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila serta ajaran agama, kita dapat menciptakan Indonesia yang lebih baik, lebih toleran, dan lebih berkeadilan.

Oke, jadi mari kita bahas perbedaan antara Pancasila dan agama sebagai ideologi di NKRI. Keduanya punya peran penting, tapi konteks dan tujuan mereka berbeda.

**Pancasila** itu basically dasar negara kita. Dia terdiri dari lima sila yang jadi pedoman hidup berbangsa dan bernegara. Misalnya, sila pertama "Ketuhanan Yang Maha Esa" jelas menunjukkan bahwa negara kita mengakui adanya Tuhan, tapi dia juga menekankan pentingnya toleransi antaragama. Jadi, Pancasila itu lebih kayak panduan umum yang ngatur hubungan sosial dan pemerintahan.

Di sisi lain, **agama** itu lebih bersifat pribadi dan berhubungan langsung dengan kepercayaan seseorang. Setiap orang bisa memeluk agama yang berbeda dan mengamalkan ajarannya sesuai keyakinan masing-masing. Agama memberi pedoman moral dan spiritual bagi individu, sedangkan Pancasila lebih fokus pada nilai-nilai yang bikin masyarakat bisa hidup rukun dan damai.

Dari segi **aturan**, Pancasila diatur dalam undang-undang dan jadi dasar hukum negara. Semua kebijakan pemerintah harus selaras dengan nilai-nilai Pancasila. Misalnya, ketika ada undang-undang baru, harus diperiksa apakah itu sesuai dengan prinsip keadilan sosial atau persatuan. Sementara itu, aturan agama diatur dalam kitab suci masing-masing dan dijalankan oleh umatnya sesuai keyakinan. Jadi, bisa dibilang Pancasila itu lebih ke arah tata negara, sedangkan agama lebih ke soal penghayatan dan praktik spiritual.

Satu hal lagi, Pancasila itu bersifat inklusif. Maksudnya, dia menerima semua agama dan kepercayaan yang ada di Indonesia. Sementara itu, agama punya dogma dan aturan yang lebih spesifik, yang kadang-kadang bisa menimbulkan perbedaan pendapat di antara umat beragama. Di sini, kita perlu Pancasila sebagai pengikat supaya semua orang bisa hidup berdampingan meskipun punya keyakinan yang berbeda.

Dalam konteks **kehidupan sehari-hari**, Pancasila mendorong kita untuk saling menghormati dan bekerja sama. Misalnya, dalam gotong royong atau dalam menghadapi masalah sosial, kita diajarkan untuk berkolaborasi tanpa memandang latar belakang agama. Agama, di sisi lain, mengajarkan nilai-nilai moral yang bisa membantu individu menjadi pribadi yang lebih baik. Jadi, keduanya punya peran masing-masing dalam membentuk karakter dan norma sosial.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun