Sentinel-2 Level 1C memiliki berbagai aplikasi, antara lain:
Pemantauan Pertanian: Memungkinkan petani untuk mengawasi kesehatan tanaman, mendeteksi masalah seperti kekurangan air atau penyakit, serta merencanakan waktu panen.
Pengelolaan Sumber Daya Alam: Memfasilitasi pemantauan hutan, sumber daya air, dan perubahan penggunaan lahan.
Pemantauan Lingkungan: Berguna untuk mendeteksi perubahan ekosistem, analisis dampak perubahan iklim, dan pemantauan bencana.
Perencanaan Kota dan Infrastruktur: Membantu dalam pemetaan dan perencanaan penggunaan lahan di daerah perkotaan.
                 Â
Kelebihan Sentinel-2 Level 1C
Resolusi Spatial Tinggi:
Sentinel-2 memiliki resolusi spatial yang bervariasi antara 10 hingga 60 meter, tergantung pada band yang digunakan. Ini memungkinkan identifikasi objek yang lebih detail, seperti jenis vegetasi, lahan pertanian, dan badan air.
Spektral Resolution yang Luas:
Dengan 13 band spektral yang mencakup rentang dari ultraviolet hingga inframerah, Sentinel-2 memungkinkan analisis yang lebih mendalam terhadap berbagai tipe tanah dan vegetasi, serta pemantauan kesehatan tanaman.
Frekuensi Pengambilan Data:
Sentinel-2 memiliki periode revisit 5 hari (pada kondisi ideal) yang memfasilitasi pemantauan perubahan lahan secara dinamis, sangat berguna untuk studi lingkungan dan pengelolaan sumber daya alam.
Kualitas Data:
Data Level 1C sudah terkalibrasi radiometrik dan geometrik, sehingga siap digunakan untuk analisis lebih lanjut tanpa perlu pemrosesan yang rumit.
Aksesibilitas:
Data Sentinel-2 tersedia secara gratis melalui platform Copernicus Open Access Hub, memudahkan akses untuk peneliti, pemerintah, dan masyarakat umum.
Kemampuan untuk Analisis Multitemporal:
Pengguna dapat melakukan analisis temporal untuk melihat perubahan dari waktu ke waktu, seperti deforestasi, perubahan penggunaan lahan, dan dampak perubahan iklim.
Deteksi dan Pemantauan Vegetasi:
Sentinel-2 efektif untuk analisis vegetasi menggunakan indeks seperti NDVI, yang sangat relevan untuk studi ekologi dan pertanian di Kabupaten Tebo.
Kelemahan Sentinel-2 Level 1C
Keterbatasan Resolusi Temporal di Daerah Tertentu:
Meskipun memiliki frekuensi revisi yang tinggi, kondisi cuaca seperti awan dan hujan dapat menghalangi pengambilan gambar, mengurangi jumlah data yang tersedia.
Keterbatasan dalam Resolusi Temporal untuk Area Kecil:
Pada area yang lebih kecil, atau jika terdapat banyak tutupan awan, citra yang dapat digunakan mungkin tidak cukup untuk analisis yang akurat.
Penyimpanan dan Pengolahan Data:
Ukuran file citra yang besar memerlukan penyimpanan dan kapasitas pengolahan data yang cukup, serta keterampilan dalam pengolahan citra untuk analisis lebih lanjut.
Pengaruh Awan dan Bayangan:
Citra dapat terpengaruh oleh awan dan bayangan dari objek tinggi (seperti pohon), yang dapat mengganggu interpretasi data.
Ketergantungan pada Software dan Alat Analisis:
Pengguna memerlukan perangkat lunak yang tepat dan pengetahuan untuk melakukan analisis yang kompleks, seperti QGIS atau ENVI.
Keterbatasan dalam Deteksi Objek Kecil:
Meskipun resolusi tinggi, objek kecil (seperti jalan kecil atau bangunan) mungkin tidak terdeteksi dengan baik dalam citra yang lebih besar.
Kesulitan dalam Kalibrasi untuk Penggunaan Spesifik:
Kalibrasi data untuk aplikasi spesifik (seperti pertanian presisi) mungkin memerlukan pendekatan tambahan yang kompleks.
Kesimpulan
Sentinel-2 Level 1C menawarkan banyak kelebihan yang mendukung pemantauan lingkungan dan pengelolaan sumber daya alam di Kabupaten Tebo. Meskipun memiliki beberapa kelemahan, terutama terkait dengan pengaruh cuaca dan kebutuhan untuk pengolahan data yang tepat, kelebihan dari citra ini menjadikannya alat yang sangat berguna dalam studi geospasial dan analisis lingkungan. Pengguna perlu mempertimbangkan kelebihan dan kelemahan ini dalam konteks tujuan spesifik mereka untuk memaksimalkan manfaat yang diperoleh dari data Sentinel-2.
2.Landsat 8-9 OLI/TIRS C2 1
Landsat adalah program satelit penginderaan jauh yang dimulai sejak tahun 1972, bertujuan untuk memantau dan mengumpulkan data mengenai penggunaan lahan dan perubahan lingkungan di Bumi. Landsat 8 diluncurkan pada tahun 2013, diikuti oleh Landsat 9 pada tahun 2021. Kedua satelit ini dilengkapi dengan sensor Operational Land Imager (OLI) dan Thermal Infrared Sensor (TIRS) yang menawarkan kemampuan pengambilan data yang canggih.
1. Sensor OLI dan TIRS
OLI (Operational Land Imager):
Kapasitas Spektral: OLI memiliki 9 band spektral yang mencakup dari visible hingga infrared, dengan resolusi spatial 30 meter untuk sebagian besar band. Band-band tersebut meliputi:
Band 1 (Ultra Blue): 0.43--0.45 m, digunakan untuk pemantauan kualitas air.
Band 2 (Blue): 0.45--0.51 m, penting untuk pemantauan vegetasi dan perairan.
Band 3 (Green): 0.53--0.59 m, digunakan untuk analisis vegetasi.
Band 4 (Red): 0.64--0.67 m, kunci untuk menghitung indeks vegetasi seperti NDVI.
Band 5 (Near Infrared): 0.85--0.88 m, penting untuk analisis kesehatan tanaman.
Band 6 (SWIR 1): 1.57--1.65 m, digunakan untuk analisis kelembaban tanah.
Band 7 (SWIR 2): 2.11--2.29 m, berguna untuk pemantauan bahan bakar dan vegetasi.
Band 8 (Panchromatic): 0.50--0.68 m, memiliki resolusi 15 meter, memberikan detail lebih tinggi.
Band 9 (Cirrus): 1.36--1.39 m, digunakan untuk mengidentifikasi awan dan mengurangi gangguan data.
TIRS (Thermal Infrared Sensor):