Mohon tunggu...
Rizki Adi Saputra
Rizki Adi Saputra Mohon Tunggu... Peternak - Penulis, Sosial Media Specialist, Peternakan

Suka nulis, bikin konten, dan ngutak ngatik komputer. Dia juga suka dengan ilmu peternakan

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Potensi Ancaman Global: Lumpy Skin Disease yang Merugikan Peternakan

17 April 2023   17:33 Diperbarui: 18 April 2023   05:31 1033
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Ayesha Anwar et al., 2022. Lumpy Skin Disease Outbreaks in Africa, Europe, and Asia (2005--2022); Multiple Change Point Analysis and Time Series Forecast. Viruses, 14, 2203.

Hal ini menunjukkan bahwa penyebaran penyakit ini tidak hanya terbatas pada daerah tertentu dan membutuhkan tindakan pencegahan yang tepat untuk mengendalikan penyebarannya.

Gejala Penyakit Lumpy Skin Disease Pada Ternak

Penyakit LSD pada hewan ternak dapat menunjukkan gejala klinis yang bervariasi, mulai dari subklinis (tidak menunjukkan gejala yang jelas) hingga gejala yang lebih parah.

Beberapa gejala yang mungkin terlihat pada hewan yang terinfeksi LSD meliputi demam tinggi, pembesaran limfoglandula, dan nodul-nodul (penonjolan padat pada kulit) yang jelas di seluruh tubuh. Nodul-nodul ini kemudian dapat berkembang menjadi jaringan nekrotik dan meninggalkan bekas parut pada kulit hewan tersebut.

Upaya Tindak lanjut Lumpy Skin Disease Pada Ternak

Untuk mengendalikan penyebaran LSD ternak, ada beberapa tindakan awal yang dapat dilakukan. Pertama, populasi ternak yang terinfeksi harus dikarantina atau diisolasi agar penyakit tidak menyebar ke hewan lainnya.

Selain itu, melakukan sanitasi peralatan atau seluruh lokasi peternakan juga perlu dilakukan untuk meminimalisir virus.

Pengendalian lalu lintas ternak atau karantina hewan yang baru datang setidaknya 3-4 minggu sebelum dimasukkan ke dalam peternakan adalah tindakan pencegahan yang penting selama periode wabah. Hal ini dapat mengurangi risiko penyebaran penyakit dari hewan baru yang mungkin membawa virus.

Insekta penghisap darah seperti lalat dan nyamuk adalah vektor utama yang menyebabkan penyebaran LSD ternak. Oleh karena itu, untuk mencegah penyebaran penyakit, peternak harus memusnahkan tempat-tempat di mana insekta berkembang biak dan menghilangkan kotoran ternak secara teratur. Pembersihan dengan pestisida juga perlu dilakukan secara teratur untuk mendesinfeksi dan menghilangkan vektor.

Vaksinasi merupakan salah satu cara yang efektif untuk mengendalikan penyebaran LSD ternak. Vaksin LSD yang tersedia secara komersial adalah vaksin 'live attenuated', yang telah terbukti efektif dalam mengurangi angka kejadian penyakit di daerah-daerah endemik.

Vaksin LSD 'live attenuated' tersedia secara komersial untuk kebutuhan pemberantasan atau eradikasi LSD. Kemungkinan keberhasilan pengendalian yang efektif dengan vaksin ini adalah sekitar 80%. Vaksin ini, yang dikenal dengan nama Neethling vaccines, adalah satu-satunya vaksin LSD yang tersedia di seluruh dunia.

Setelah vaksinasi, kekebalan hewan akan naik dalam waktu 10-30 hari. Vaksin LSD direkomendasikan untuk semua umur hewan, kecuali hewan yang menunjukkan tanda-tanda infeksi.

Namun, vaksinasi sebaiknya dilakukan pada hewan yang sehat dan dalam kondisi baik untuk memastikan bahwa vaksinasi memberikan kekebalan yang optimal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun