Psikolog Herbert Freudenberger dan Gail North mengungkapkan, setidaknya ada 12 fase menuju burnout.
- Pada awalnya, muncul ambisi yang berlebihan
- Dorongan untuk bekerja lebih keras
- Mulai mengabaikan kebutuhan diri sendiri
- Melempar konflik dengan menyalahkan tuntutan atau rekan kerja
- Merasa tak ada waktu untuk hal-hal yang tak berhubungan dengan pekerjaan
- Mulai menyangkal dan tak mengambil tanggung jawab
- Menarik diri dari lingkungan sosial
- Perilaku yang berubah menjadi lebih agresif
- Merasa tak mampu mengendalikan hidup
- Merasa kosong atau cemas
- Depresi
- Mental atau fisik pun tumbang
Saat psikis maupun fisik Anda memberi sinyal ke arah tanda-tanda burnout, langkah pertama yang harus dilakukan adalah sadari dan terima. Jangan menyangkal dan mengabaikan kondisi Anda.
Ambil waktu untuk merefleksikan pikiran Anda sejenak. Kalau merasa butuh ambil cuti atau liburan, jangan ragu untuk melakukannya. Tak ada yang salah dengan keputusan untuk rehat sejenak.
Setiap pribadi adalah unik. Cara-cara mengatasi burnout antara satu orang dengan yang lainnya bisa saja berbeda. Jika Anda tak mampu mengatasi kekalutan sendirian, Anda bisa menceritakan kesulitan-kesulitan yang dialami kepada orang yang Anda percayai.Â
Jika memungkinkan, Anda juga bisa menjelaskan kondisi Anda kepada atasan. Opsi lainnya, Anda bisa menghubungi psikolog atau profesional untuk penanganan yang lebih objektif.
Di era keterbukaan informasi seperti sekarang, seharusnya kesehatan mental tak lagi tabu dibicarakan. Baik pihak perusahaan maupun pekerja harus saling membuka komunikasi yang lebih asertif. Sebab, kesejahteraan karyawan bukan melulu perihal upah ataupun jam kerja, kesejahteraan mental pun tak kalah penting dan tak boleh disepelekan. Kondisi yang sehat akan berdampak pada produktivitas yang semakin membaik, entah dari sisi perusahaan maupun pekerja.
Baca juga artikel lainnya terkait burnout:
Burnout Karena Pekerjaan? Berikut Solusinya! oleh Stefani DitameiÂ
Tips Mengatasi Burnout Syndrome bagi Para Pekerja oleh Anjas Permata
Hindari Burnout, WFH Bukan Berarti Kamu Bekerja Sendiri oleh Muhammad Arief ArdiansyahÂ
Guru Alami Burnout di Masa Pandemi, Pantaskah Diberi Rapor Merah oleh Atasan? oleh Paulus TukanÂ