Mohon tunggu...
RIZKA ARRAHMANIAH
RIZKA ARRAHMANIAH Mohon Tunggu... Akuntan - Mahasiswa Universitas Siber Asia, Jakarta Selatan, Indonesia

Hi! Welcome to my blog. Semoga bermanfaat :))

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Industri Pariwisata di Era Pandemi Covid-19 terhadap Industri 4.0 dan Society 5.0

19 Juli 2021   11:25 Diperbarui: 26 Juli 2021   10:35 1225
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Hai para pembaca yang saya cintai !

Apa kabar kalian semuanya? semoga dalam keadaan sehat selalu ya!:)

Perkenalkan nama saya Rizka dari Universitas Siber Asia ialah salah satu Universitas yang menerapkan e-learning atau pembelajaran 100% online. Dimana perkuliahan ini sangat membantu saya sebagai seorang karyawan dan juga sangat fleksibel karena dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja asalkan ada internet. Faktor lain mengapa saya memilih Universitas Siber Asia untuk mendapat gelar S. Ak. karena pandemi Covid yang melanda dunia membuat saya ingin memudahkan hidup dengan melakukan semua pekerjaan dengan serba digital.

Pandemi virus corona berdampak luas dan dalam pada industri pariwisata di seluruh dunia karena anjloknya permintaan dari wisatawan domestik maupun mancanegara. Drastisnya penurunan permintaan ini disebabkan oleh pemberlakuan berbagai pembatasan perjalanan oleh banyak negara yang berusaha membendung penyebaran dan penularan virus yang bisa berakibat fatal itu. Indonesia, sebagai salah satu negara pilihan tujuan wisata juga tidak luput dari imbas ini.

Pandemi Covid-19 yang masih terjadi di berbagai penjuru dunia sangat mempengaruhi kehidupan manusia. Berbagai sektor dan industri turut terpengaruh dari adanya Pandemi Covid-19 ini. Salah satunya adalah sektor pariwisata dan industri pendukungnya. Banyak tempat wisata yang sempat ditutup selama pandemi covid-19 meskipun sekarang sudah ada yang dibuka kembali, namun dengan berbagai penerapan protokol kesehatan yang dilakukan, kondisi sektor pariwisata dan industri pendukungnya besar kemungkinan masih membutuhkan waktu untuk bangkit kembali.

Sektor pariwisata juga didukung dengan berbagai industri terkait, salah satunya adalah perhotelan dan kuliner yang turut mendapatkan dampak positif dari perkembangan pariwisata di Indonesia. Namun karena Covid-19, banyak tempat wisata, hotel dan restoran yang tutup, meskipun memang seiring adanya pelonggaran kebijakan dari Pemerintah, tempat wisata, hotel dan restoran sudah boleh dibuka kembali.

Pandemi virus Covid-19 menyebabkan 50 juta pekerja di sektor perjalanan dan pariwisata global dalam bahaya dengan berkurangnya jumlah wisatawan secaradrastis dalam seperempat tahun ini. Dampak ini tergantung pada berapa lama wabah ini berlangsung dan kemungkinan akan bertambah buruk karena kebijakan pembatasan perjalanan yang diterapkan oleh banyak negara.

Kebijakan Pemerintah tarhadap COVID-19 yaitu mengantisipasi penyebaran pandemi virus ini, sejumlah kebijakan mulai diterapkan pemerintah. Diantaranya pemberlakuan kebijakan membatasi aktivitas keluar rumah, melakukan physical distancing, hingga pelaksanaan Pembatasan Sosial Besar Besaran (PSBB). Kebijakan kebijakan ini diharapkan mampu mengatasi masalah kesehatan yang dihadapi masyarakat. Hal ini mulai terlihat dengan adanya penutupan beberapa akses jalan dalam beberapa waktu, mengurangi jam operasional transportasi dan juga mengurangi jumlah transportasi umum.

Sektor Pariwisata di era Pandemi Covid-19 terhadap Industry 4.0 & Society  5.0

Zaman semakin modern dan berkembang. Salah satu yang menjadi pusat perkembangan di setiap era yaitu teknologi. Saat ini Indonesia masih berfokus dalam mengembangkan Revolusi Industri 4.0. Namun, ketika sebagian negara telah menerapkan society 5.0, tak ada salahnya Indonesia mulai merangkak untuk menerapkannya secara perlahan dengan tujuan memajukan pembangunan bangsa.

 Society 5.0 sendiri bertujuan menciptakan masyarakat dimana mereka dapat menyelesaikan berbagai tantangan sosial dengan memasukkan berbagai inovasi dari Revolusi Industri ke-4 seperti IoT, Artificial Intelligence, Big Data, robot, serta Change of Economics ke dalam setiap produk industri dan juga kehidupan masyarakat.

Di saat kini Indonesia sedang ramai-ramainya membicarakan dan mengimplementasikan gerakan Revolusi Industri 4.0, ternyata Jepang sudah melaju ke gerakan Society 5.0.

Pengertian Industry 4.0

Istilah Industri 4.0 pertama kali diperkenalkan kepada publik pada tahun 2011 sebagai “Industrie 4.0” oleh sekelompok perwakilan dari berbagai bidang (seperti bisnis, politik, dan akademisi) di bawah inisiatif guna meningkatkan kekuatan daya saing Jerman di industri manufaktur. Pemerintah federal Jerman mengadopsi gagasan tersebut dalam Strategi Teknologi Tinggi untuk 2020. Selanjutnya, Kelompok Kerja dibentuk untuk memberi saran lebih lanjut tentang implementasi Industri 4.0.

Industri 4.0 adalah transformasi digital dari manufaktur, memanfaatkan teknologi platform generasi ketiga, seperti Big Data/ Analytics dan inovasi akselerator, seperti (Industri) Internet of Things (IoT); dan membutuhkan konvergensi TI (Teknologi Informasi) dan TO (Teknologi Operasional).

Definisi singkat dari Industri 4.0 adalah transformasi intensif informasi dari manufaktur dalam lingkungan yang terhubung dari data, orang, proses, layanan, sistem dan aset produksi, pengungkit dan pemanfaatan informasi yang dapat ditindaklanjuti sebagai cara dan sarana untuk mewujudkan pabrik dan ekosistem manufaktur baru. Industry 4.0 juga disebut ‘industri pintar’ (smart industry), ‘industri cerdas’ (intelligent industry), ‘pabrik pintar’ (smart factory), atau ‘manufaktur cerdas’ (smart manufacturing).

Industry 4.0 ditandai kehadirannya sejak abad ke-21. Ini merupakan era digital atau era teknologi informasi dan komunikasi seperti yang kita rasakan saat ini. Kondisi di mana internet, smartphone, sensor Internet of Things (IoT), dan koneksi data telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari dunia kerja dan bahkan dari kehidupan sehari-hari.

Pengertian Society 5.0

Society 5.0 merupakan suatu konsep yang sebenarnya sudah lama dicetuskan oleh pemerintah Jepang. Bedanya dengan Industry 4.0 adalah, dalam Society 5.0, kita tidak lagi berpusat pada industri. Karena fokus dari gerakan ini lebih dipusatkan pada manusia, yang dalam konteks ini maksudnya adalah masyarakat. Dengan tetap memanfaatkan teknologi sebagai penggerak, Society 5.0 digerakkan untuk menciptakan masyarakat yang makmur dan pintar.

Society 5.0 atau Masyarakat 5.0 adalah konsep teknologi masyarakat yang berpusat pada manusia dan berkolaborasi dengan teknologi (AI dan IoT) untuk menyelesaikan masalah sosial yang terintegrasi pada ruang dunia maya dan nyata. Sebelum Society 5.0 terdapat versi sebelumnya yaitu Society 1.0 (Masyarakat berburu), Society 2.0 (Masyarakat bertani), Society 3.0 (Masyarakat Industri) dan Society 4.0 (Masyarakat Informasi).

Sampai saat ini, yang menjadi daya tarik dari Indonesia yaitu destinasi wisata yang dapat mengundang banyak pelancong untuk datang menikmatinya, baik lokal maupun luar negeri. Inilah yang semestinya menjadi target pemerintah dalam penerapan society 5.0 demi kemajuan bangsa. 

Penggunaan jaringan 5G merupakan hal yang tepat di berbagai titik destinasi wisata yang notabene sulit untuk terjamah dari daerah perkotaan. Hal tersebut dapat dimanfaatkan untuk penyajian peta elektronik supaya mempermudah perjalanan pelancong untuk mencapai tujuannya dengan kondisi alur perjalanan yang mungkin dapat dikatakan sulit.

Selain itu, pada titik henti transportasi yang biasa berdatangan pelancong seperti bandar udara, pelabuhan, ataupun stasiun besar daerah perlu adanya penyambutan kedatangan agar suasana lebih terasa hangat. Hal tersebut dapat diterapkan society 5.0 seperti adanya robot, selain menyambut kedatangan turis, dapat juga diterapkan pendataan turis yang datang di tempat wisata tersebut agar nantinya pendataan jumlah turis yang berkunjung di Indonesia yang dilakukan oleh Kementerian Pariwisata lebih mudah karena dari data yang ada pada robot tersebut telah dihubungkan dengan sistem yang dikendalikan Kemenpar sendiri.

Hal lain yang dapat diterapkan society 5.0 dalam bidang pariwisata yaitu fasilitas penginapan di daerah wisata yang canggih dan mumpuni. Contohnya pada bagian resepsionist dapat disediakan laptop dengan sistem kerja yang lebih efektif. 

Calon penghuni hanya perlu menunjukkan Kartu Tanda Penduduk untuk dilakukan scanning pada laptop tersebut, dan secara otomatis data penghuni sudah tertulis beserta nomor kamar yang telah dipilih melalui sistem. Data penghuni kamar tersebut juga sudah terhubung dengan sistem yang ada pada kamar yang dituju, sehingga orang tersebut hanya perlu menunjukkan Kartu Tanda Kependudukannya untuk membuka ataupun menutup kamar tersebut.

Beberapa hal tersebut tentunya dapat memajukan pariwisata yang ada di Indonesia. Dengan penerapan society 5.0 dapat mempermudah semua kalangan, baik pelancong yang datang untuk menikmati destinasi wisata yang ada di Indonesia maupun pihak yang bertugas menyambut dan melayani kebutuhan pelancong tersebut. Tentunya ini menjadi hal positif, melihat destinasi pariwisata Indonesia adalah suatu hal yang paling banyak diminati dan dicari oleh semua kalangan pelancong di dunia karena keindahannya. Tak hanya menjaga keindahan dan keasriannya, fasilitas yang tersedia pun haruslah memanjakan para turis yang berdatangan.

Perbedaan antara Industry 4.0 dengan Society 5.0

Terdapat beberapa perbedaan utama yang mendasari industry 4.0 dan society 5.0. Yang pertama adalah, Industry 4.0 merupakan gerakan yang menekankan pada bagaimana pekerjaan dilakukan secara otomatis. Sedangkan di sisi lain, society 5.0 menekankan pada bagaimana cara untuk mengoptimalkan tanggung jawab jam kerja untuk menyelesaikan sebuah pekerjaan.

Perbedaan yang berikutnya adalah, pada Industry 4.0, gerakan ini menyoroti efektivitas penggunaan mesin otomatis. Sementara itu, Society 5.0 lebih menyoroti efektivitas dalam optimalisasi pengetahuan masyarakat dengan bantuan mesin cerdas.

Selain itu, yang membedakan Industry 4.0 dengan Society 5.0 adalah jika industry 4.0, kita berbicara mengenai komunikasi yang terkomputerisasi dengan segala cara. Sedangkan Society 5.0 kita lebih banyak berbicara mengenai kemudahan untuk mempercepat pekerjaan dengan bantuan mesin cerdas demi kepentingan manusia.

Terlepas dari perbedaan-perbedaan ini, pada dasarnya Industry 4.0 dan Society 5.0 sebenarnya memiliki tujuan yang sejalan, yaitu untuk mempermudah aktivitas manusia supaya segala pekerjaan bisa menjadi lebih efektif dan efisien. Itu mengapa kita harus benar-benar memahami kedua konsep ini. Karena tidak menutup kemungkinan untuk kita mengimplementasikan keduanya secara bersamaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun