Mohon tunggu...
Riza Ahmad Ibrahim
Riza Ahmad Ibrahim Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Optometrist

swimmer calistener musisian bloger

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Perempuan Dalam Peluk Kegelapan

26 Maret 2023   00:37 Diperbarui: 26 Maret 2023   13:58 542
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Perempuan dan Kegelapan/DokPri

Neneknya memberikan semua kebenaran tentangnya. Bahwasanya dia menikah dengan pria tersebut karena demi bisnis sang ayahnya yang mengalami kebangkrutan. Lalu dia terpaksa harus mengorbankan tempat tinggal neneknya yang harus dijadikan bangunan rata. Namun, anak dari sang penyita rumah tersebut menyukai perempuan itu. Disanalah kesempatan dia untuk mengorbankan dirinya demi kebahagiaan nenek tersebut dan akhirnya rumah nenek nya tetap utuh. Namun, dengan isyarat anaknya harus menikahi perempuan itu. Neneknya sempat menolak atas penawaran tersebut. Sampai akhirnya dia harus menanggungnya sendirian. Terlebih lagi kakak dan adiknya dari ayah itu menyetujui dengan cara menikahkan perempuan itu dengan anak dari pemilik yang meminjamkan uang demi mempertahankan bisnis yang ada. Senyum hangatnya perempuan itu telah berakhir dari sejak itu juga. Neneknya tak bisa berbuat apa-apa. Keras kepala yang mengalir dari ayahnya mungkin menurun ke sifat perempuan itu.

Neneknya menceritakan segalanya padaku. Dia memberi nasehat yang paling tajam kepadaku "Jika kau memaksanya untuk menikahinya, mungkin sampai hari ini dia takkan mengalaminya seperti itu." Pada hari itu mungkin aku mejadi orang yang paling terbodoh di dunia dan andai saja aku memahaminya dari awal, kepergian dia takkan mungkin terjadi. Sakit hati ini bukanlah seperti tombak yang menghujam jantungku. Tapi ini lebih kepada ketiadarasaan dan paham hatiku untuk perempuan itu. Pesan itu sangatlah memukulku dan betapa tololnya aku tentang memaknai arti cinta dirinya.

Kemudian dia pergi dan memberi sepucuk surat yang wangi pemberian dari almarhumah untuk ku tanpa ada yang mengetahui isi suratnya. Sepanjang membaca suratnya aku tak bisa membendung tangisan. Air mata ini mungkin tak pantas disebut sebagai cinta. Melainkan air mata penuh penyesalan.

"Untukmu Yang Masih menyimpan dendam

Banyak hal, tentang betapa aku mencintaimu dan rasa takut kehilangan yang aku punya miliki, maaf untuk semua keegoisan selama pembuktian bahwa aku benar-benar mencintaimu. Aku selalu berbohong dan berharap kau mau memaafkanku. Menjauhkanmu dari kenyataan dengan perbuatanku. Itu semua karena aku tidak ingin kau terlibat dengan urusanku. Jika saja aku terbuka sejak awal tentang kebenaran yang terjadi padaku, aku tidak layak menjadi kekasihmu. Kau tidak perlu memaafkanku, dan apa yang kau lakukan sekarang, ketahuilah aku selalu mencintaimu.

Maret 2021

Kekasih Yang Hilang,

LRS"

Sampai saat ini, dunia terasa kiamat. Begitu terpuruk hati yang telah cerah ini. Kegelapan selalu menghantuiku untuk tiap detikmya. Walau aku memahaminya, rasa cintanya kepadaku begitu menyakitkan untuknya. Dunia seperti komedi putar. Tawa yang nyata seperti peluru untuk membunuh segalanya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun