Hujan Terakhir
Masjid telah melantunkan ayat ayat suci Al Quran di waktu pagi. Suara itu terdengar sampai rumahku sudah menjadi tradisi disini jika waktu mendekati subuh toa masjid dinyalakan dengan suara lantunan ayat ayat suci Al Quran tujuannya agar para warga sekitar bisa bangun untuk sholat subuh berjamaah. Disini kebetulan masjid dekat dengan rumah jadi setiap toa masjid menyala selalu terdengar dan disini juga dikenal dengan daerah yang disebut ciri lingkungan muslim atau disingkat Cilimus.
Namaku Rangga aku adalah seorang remaja berusia 15 tahun, usia yang sebenarnya sangatlah labil untuk memutuskan suatu pilihan dimana usia ini disebut usia pertengahan disebut anak anak bukan disebut dewasa juga belum saatnya makanya disebut usia remaja. Aku tinggal bersama kedua orang tuaku kebetulan kami hanya dua bersaudara adikku seorang perempuan yang terpaut usia 3 tahun dari usiaku.
“Angga Bangun sudah jam berapa ini?” Ku dengar suara ibuku sedang berteriak
Ku tutup telingaku dengan bantal dan pura pura tidak mendengar agar ku bisa tidur kembali tetapi ibuku malah masuk kekamar dan memukul kakiku beberapa kali sambil berteriak
“Bangun, mau sampai kapan tidur terus?”
“Ya, Ibu.” Jawabku aku bangun meskipun sedikit kesal karena sedang asyik bermimpi malah dibangunkan.
Ku lihat jam ternyata sudah jam 04.15 akupun kaget dan langsung berlari menuju kamar mandi untuk mengambil wudhlu lalu bersiap menggunakan baju koko dan sarung untuk berangkat ke masjid untuk melaksanakan sholat subuh berjamaah.
Mentari telah menampakkan wajahnya dan udara pun terasa menjadi hangat. Seusai sholat berjamaah akupun membantu orang tua untuk membuka toko dan mencuci pakaian sambil menunggu waktu sekolah tiba. Sekarang waktunya aku bersiap siap berangkat sekolah seperti biasa sebelum berangkat aku mengechat sahabatku dulu untuk berangkat bersama ke sekolah.
“Assalamualaikum, Bro” Ku mulai mengawali chat kepada sahabatku.
“Waalaikum salam warrahmatullah wabaraktuh, Bro” nanti biasa ya tunggu pinggir jalan depan rumahmu.” Jawab sahabatku
“Siap Bro”. Ku jawab
Bro itu singkatan dari brother yang artinya ialah saudara, sahabatku sudah seperti saudara sendiri. Ia bernama Syahriari Indra biasa dipanggil Indra tapi karena kita sudah seperti sahabat sendiri ia memanggilku Brother atau Bro dan akupun sebaliknya memanggil ia dengan sebutan Bro. Rumahnnya si lumayan jauh dari rumahku sekitar 30 menit tapi Ia rela untuk menjemputku dulu kalau berangkat sekolah. Mungkin itulah yang dinamakan sahabat ada disaat senang maupun susah. Begitupun sebaliknya jika dia ada masalah akupun rela membantunya.
Sekarang kita berdua berangkat bersama ke sekolah. Kami biasanya berangkat ke sekolah jam 06.45 karena jarak dari rumah ke sekolah hanya 10 menit. Kami sekolah di SMP Islam Terpadu. Setiap pagi kami selalu membaca tadarus quran bersama sama sambil mengulang hafalan yang telah kami punya. Aku dan Indra selalu kemana mana bersama ke kantin bersama, berangkat bersama, pulang pun bersama sudah seperti adik kakak saja bahkan teman teman kami di kelas sering menyebut kami dengan sebutan Upin dan Ipin.
Hari ini kebetulan kami berdua pulang ke rumah agak sore karena kami diberikan tugas oleh guru Bahasa Indonesia untuk kerja kelompok mewawancarai guru kesiswaan di sekolah. Karena beliau guru kesiswaan orangnya sangat sibuk terpaksa kami menunggu waktu yang tepat untuk wawancara dengan beliau. Kerja kelompok kali ini kebetulan beranggotakan 6 orang 3 laki laki dan 3 perempuan. Aku satu kelompok dengan Jihan, Putri, Arif dan Sahabatku Indra.
“Gimana cara ngerjain tugasnya”. Kata Jihan
“Ya tinggal kita datang aja ketemu Pak Anto, Dia kan kesiswaan di sekolah kita”.
Jawab Putri.
“Dia kan orangnya sibuk.”
“Ya sudah biar nanti aku dengan Rangga saja ketemu Pak Anto kalau beliau bisa hari
ini ketemu.
“berarti kita tunggu jawaban dari kalian saja ya”
Ya, tinggal tunggu beres saja nanti aku dan Rangga yang menghadap Pak Anto.
Kemudian setelah berdiskusi kami berdua menghadap ke Pak Anto untuk menanyakan untuk kesediaan dari Pak Anto di wawancara.
“Assalamualaikum Pak Anto”
“Waalaikum Salam Warrahmatullah wabarakatuh. Eh ada Indra dan Rangga,
Ada perlu apa nih kalian ketemu Bapak?”
“ Maaf Pak kami mengganggu aktivitas Bapak”
“Santai saja, apa sih yang engga buat kalian berdua”
Jawab Pak Anto sambil tersenyum.
“Bisa saja ni Bapak, Pak hari ini sedang sibuk engga?” Tanya kami
“Alhamdulillah sedang senggang, Nak”.
“Pak ini ada tugas dari guru bahasa Indonesia untuk mewawancari
Bapak mengenai aturan di sekolah ini, Bapak ada waktu engga hari ini?”
“ Alhamdulillah hari ini senggang Nak kalian bisa mewawancarai Bapak setelah pulang sekolah nanti.”
“Cuma berdua sajakah yang nanti mewawancarai Bapak?”
“Engga Pak nanti dengan yang lain juga mungkin sekitar 6 orang Pak”
“Oh dikira Cuma kalian berdua saja. Soalnya ko Cuma kalian saja yang menghadap
Bapak”
“Tadinya takut Bapak sibuk jadi kami berdua saja dulu yang menghadap Bapak”.
“Oh ya terimakasih banyak Pa
nanti setelah selesai sekolah kami akan menghadap Bapak beserta yang lain”
“Sama sama Nak”.
Akhirnya tiba saatnya waktu pulang sekolah tiba dan kami siap siap kembali bertemu dengan Pak Anto untuk mewawancarai tentang kesiswaan di sekolah kami. Setelah mewawancarai Pak anto kami bersiap kembali ke rumah masing masing. Sekarang sudah jam 15.30 waktu yang sangat indah rebahan di rumah sambil membaca buku novel yang kusukai tapi sayang sekali sekarang awan menjadi gelap dan petir bergema dengan suara yang keras. Akupun masih tertahan di sekolah karena lebatnya hujan menahan kami untuk pulang ke rumah.
“Hujan besar nih bro, lanjut pulang apa nunggu hujan reda?” tanya sahabatku
“Pulang aja saja, takut orang tua khawatir.” Jawabku
“ Hayu , kalau gittu”.
Kami pun akhirnya memutuskan pulang ke rumah meskipun hujan sangat lebat dan sampai ke rumah. Aku sampai di rumah dan ternyata benar ayah dan ibuku sudah menantiku.
“ Alhamdulillah anakku yang tampan ini sudah sampai rumah.” Kata ibuku
“ Kenapa kamu basah kuyup seperti ini nak, tidak menunggu hujan reda.”
“Aku rindu mama.” Jawabku
“Ah kamu bisa saja Angga, ya sudah mandi dulu sana Nak.”
“ Ya bu.”
Aku pun langsung menuju kamar mandi setelah ku mandi handphoneku berbunyi.
“Assalamualaiku Bro Nanti malam kamu bisa ke rumah sakit engga buat antarkan surat izin tidak masuk sekolah?” tanya sahabatku
“Waalaikum salam warrahmatullahi wabarakatuh. Insya Allah siap Bro.
Sakit apa bro ko sampai di bawa ke rumah sakit?”
“Biasa panas sedikit sebenarnya,
Cuma ibuku terlalu khawatir jd aku disuruh bawa aja ke rumah sakit.”
“Semoga cepat sembuh bro”.
“Terimakasih banyak bro”.
Waktu cepat berlalu tak terasa sudah sampai Isya lagi. Aku berangkat ke masjid untuk sholat berjamaah selesai sholat Isya aku kembali ke rumah dan akan bersiap siap menuju rumah sakit mengambil surat izin untuk nanti di antarkan ke sekolah. Ku pakai jaket tebal, sarung tangan dan ku pesan grab. Sambil kutunggu grab tiba ku buka handphone dan ku baca whattsap
“Angga ini orang tuanya Indra,
terimakasih banyak telah menemani putraku selama hidupnya
Kami mohon maaf bila Indra banyak kesalahan dalam berteman dengan Angga
Baik tutur kata dan tingkah lakunya selama ini.”
Air mataku tiba tiba keluar sekujur tubuhku kaku dan tak bisa bergerak, ini mimpi atau kenyataan ku bertanya dalam hati. Aku tak bisa mengucapkan sepatah kata pun.
Kan ku utuskan doa ingatanku
Dalam langkah dan sujudku setiap waktu
Ya Allah ampunkan dosa dosanya
Senyuman indah yang selalu tersirat di pipimu
Akan menjadi kenangan yang tak luput dari waktu .
Cirebon, 19 September 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H