Mohon tunggu...
Rizal Rahmawan Muis
Rizal Rahmawan Muis Mohon Tunggu... Guru - Guru Bahasa Indonesia MA Tihamah Putra Cirebon

Menyukai olahraga Badminton dan membaca buku kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Hujan Terakhir

19 September 2024   22:20 Diperbarui: 19 September 2024   22:24 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Hujan Terakhir 

 Masjid telah melantunkan ayat ayat suci Al Quran di waktu pagi. Suara itu terdengar sampai rumahku sudah menjadi tradisi disini jika waktu mendekati subuh toa masjid dinyalakan dengan suara lantunan ayat ayat suci Al Quran tujuannya agar para warga sekitar bisa bangun untuk sholat subuh berjamaah. Disini kebetulan masjid dekat dengan rumah jadi setiap toa masjid menyala selalu terdengar dan disini juga dikenal dengan daerah yang disebut ciri lingkungan muslim atau disingkat Cilimus.

Namaku Rangga aku adalah seorang remaja berusia 15 tahun, usia yang sebenarnya sangatlah labil untuk memutuskan suatu pilihan dimana usia ini disebut usia pertengahan disebut anak anak bukan disebut dewasa juga belum saatnya makanya disebut usia remaja. Aku tinggal bersama kedua orang tuaku kebetulan kami hanya dua bersaudara adikku seorang perempuan yang terpaut usia 3 tahun dari usiaku.

 “Angga Bangun sudah jam berapa ini?” Ku dengar suara ibuku sedang berteriak

Ku tutup telingaku dengan bantal dan pura pura tidak mendengar agar ku bisa tidur kembali tetapi ibuku malah masuk kekamar dan memukul kakiku beberapa kali sambil berteriak

“Bangun, mau sampai kapan tidur terus?” 

“Ya, Ibu.” Jawabku aku bangun meskipun sedikit kesal karena sedang asyik bermimpi malah dibangunkan. 

Ku lihat jam ternyata sudah jam 04.15 akupun kaget dan langsung berlari menuju kamar mandi untuk mengambil wudhlu lalu bersiap menggunakan baju koko dan sarung untuk berangkat ke masjid untuk melaksanakan sholat subuh berjamaah. 

Mentari telah menampakkan wajahnya dan udara pun terasa menjadi hangat. Seusai sholat berjamaah akupun membantu orang tua untuk membuka toko dan mencuci pakaian sambil menunggu waktu sekolah tiba. Sekarang waktunya aku bersiap siap berangkat sekolah seperti biasa sebelum berangkat aku mengechat sahabatku dulu untuk berangkat bersama ke sekolah. 

“Assalamualaikum, Bro” Ku mulai mengawali chat kepada sahabatku.

“Waalaikum salam warrahmatullah wabaraktuh, Bro” nanti biasa ya tunggu pinggir jalan depan rumahmu.” Jawab sahabatku

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun